Pemerintah Amerika Serikat mengevakuasi staf kedutaan besar di Republik Afrika Tengah, pada Kamis (27/12). Evakuasi dilakukan menyusul kekhawatiran AS terhadap keamanan para pegawai kedutaannya menyusul pemberontak yang kini menguasai sebagian besar wilayah negara itu.
Departemen Luar Negeri AS menyatkan, AS tidak memutuskan hubungan diplomatik Republik Afrika Tengah. Akan tetapi, demi keamanan warganya, AS memperingatkan warga Amerika untuk tidak melakukan perjalanan ke negara yang kaya mineral tersebut. Deplu menyatakan, penutupan kedutaan besar AS di Afrika Tengah hanya berlaku sementara saja hingga situasi menjadi aman.
Kirim Pasukan
Sementara itu, Perancis menempatkan 250 prajurit militernya di republik yang tengah bergolak itu untuk misi pemeliharaan perdamaian. Pasukan tersebut bermarkas di bandara Bangui.
Presiden Francois Hollande memerintahkan kementerian mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk mengamankan kedutaan Perancis dan warga Prancis di Republik Afrika Tengah.
Salah satu menteri pemerintah Afrika Tengah mendesak campur tangan pasukan Perancis untuk menghentikan pemberontak. Selama ini, para perwira militer Perancis bertindak sebagai penasihat untuk militer Republik Afrika Tengah. Perancis sendiri pada masa silam membantu menggulingkan pemerintah di negara tersebut.
Namun, Perancis yang memiliki pakta pertahanan resmi dengan Republik Afrika Tengah sejak 1960, terlihat semakin enggan terlibat langsung dalam konflik-konflik di negara bekas jajahannya itu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved