Kabut asap akibat kebakaran lahan yang melanda Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, makin pekat. Akibatnya, sejumlah warga yang akan melakukan aktivitas membekali dirinya dengan masker.
“Mulai tadi malam bau asap sudah tercium cukup menyengat masuk ke dalam rumah. Pagi ini asap kembali tebal dan pekat. Kalau siang biasanya asapnya berkurang," ujar Ramdoni, warga Baamang Sampit, Senin (15/09).
Masyarakat yang beraktivitas pagi hari, khususnya pelajar, sebagian besar terlihat mengenakan masker untuk melindungi diri dari asap yang bercampur debu kebakaran lahan. Pengendara juga menyalakan lampu kendaraan mereka untuk menghindari tabrakan, karena jarak pandang terbatas.
Asap lebih pekat terlihat di Jalan Jenderal Sudirman dan Tjilik Riwut karena selama ini kebakaran lahan banyak terjadi di lokasi-lokasi yang tidak jauh dari jalan yang termasuk dalam ruas jalan Trans Kalimantan Poros Selatan tersebut.
Tidak hanya di darat, asap juga mengganggu jarak pandang di sungai Mentaya. Pengguna angkutan sungai cukup terganggu dengan jarak pandang yang terbatas sehingga mereka memilih mengurangi kecepatan untuk menghindari tabrakan.
Meski pemerintah daerah makin gencar melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran lahan, namun tampaknya masih banyak masyarakat yang mengabaikannya. Kapoles Kotim, AKBP Himawan Bayu Aji sudah menegaskan, jika sudah diperingatkan namun ternyata masih tetap ada yang nekat membakar lahan, maka pihaknya akan mengambil tindakan tegas dan memprosesnya sesuai aturan hukum.
“Saat ini baru seorang pembakar lahan yang ditangkap. Kami minta laporan masyarakat kalau melihat ada yang membakar lahan, kami akan tindak tegas, termasuk jika itu dilakukan oleh perusahaan," tandas Himawan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved