Cadangan devisa yang dimiliki Indonesia menyusut sebesar US$2,7 miliar atau sekitar Rp24,42 triliun. Pada akhir November 2011, cadangan devisa tinggal US$111,3 miliar. Pada akhir Oktober 2011, cadangan devisa masih tercatat sebesar US$114 miliar.
Kepada pers, Kamis (08/12), Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution mengatakan, kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) untuk keseluruhan 2011 masih tercatat surplus yang cukup besar, meski ada tekanan pada semester II-2011.
Tekanan tersebut terjadi pada transaksi modal dan finansial sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan dan ekonomi global. “Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa sampai akhir November 2011 berada di level US$111,3 miliar atau setara dengan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah," ujar dia.
Nilai tukar rupiah selama 2011, mengalami apresiasi, meski pada semester II-2011 terjadi depresiasi akibat memburuknya sentimen terkait gejolak di pasar keuangan global. Selama 2011, tren pergerakan nilai tukar rupiah masih konsisten dengan kecenderungan pergerakan nilai tukar di negara kawasan. BI terus memonitor perkembangan nilai tukar rupiah serta menjaga stabilitas dan fundamentalnya.
BI memprediksi pertumbuhan ekonomi global melambat terkait dengan masih tingginya ketidakpastian penyelesaian masalah utang dan fiskal di Eropa dan Amerika. Perlambatan tersebut diperkirakan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik pada 2012 di kisaran 6,3 persen hingga 6,7 persen. Sementara untuk 2013, ekonomi Indonesia diprediksi akan tumbuh pada kisaran 6,4 persen hingga 6,8 persen, seiring perkiraan akan membaiknya kembali ekonomi global.
© Copyright 2024, All Rights Reserved