Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menjalin kerja sama dengan World Meteorological Organization (WMO) untuk menyelenggarakan Regional Forum on Meteorological Services for Aviation Safety in Southeast Asia.
“Kerja sama ini berujuan untuk mengidentifikasi dan membangun mekanisme kolaborasi antara institusi penerbangan, meliputi; otoritas meteorologi, air traffic services, juga pihak airlines,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Suprasetyo, di kantor BMKG, Jakarta, Rabu (29/04).
Kerja sama antarlembaga ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan meteorologi penerbangan sebagai kontribusi terhadap keselamatan, keteraturan, dan efisiensi penerbangan di kawasan Asia Tenggara.
Menurut Suprasetyo, kondisi cuaca di Indonesia dan sebagian kawasan Asia Tenggara juga akan dibahas dalam kegiatan tersebut. Sebut saja gangguan tropis, seperti, turbulensi, thunderstorm, badai tropis, dan aktivitas gunung berapi. Sebab tantangan pelayanan meteorologi berkaitan dengan keselamatan penerbangan.
"Tantangan besar dari pelayanan meteorologi penerbangan adalah memastikan keselamatan, keteraturan dan efisiensi penerbangan untuk mendukung manajemen ruang udara yang fleksibel, peningkatan kewaspadaan situasional dan pengoptimalan secara dinamis perencanaan rute penerbangan," kata Suprasetyo.
Suprasetyo mengatakan, kerja sama di kawasan Asia Tenggara sangat penting. Hal itu dilakukan guna memastikan penerapan modul MET pada GANP (Global Air Navigation Plan) dan ASBU (Aviation System Block Upgrade) diterapkan semua penyedia informasi meteorologi penerbangan.
“GANP meliputi ASBU yang di dalamnya mencakup modul meteorologi. Sedangkan ASBU membantu stake holder penerbangan di setiap negara untuk menentukan prioritas pembangunan hingga 15 tahun ke depan,” pungkas Suprasetyo.
© Copyright 2024, All Rights Reserved