Siklon tropis cempaka membawa hujan lebat dan angin kencang di sejumlah wilayah di Jawa. Cuaca ekstrem ini menyebabkan bencana di sejumlah wilayah, Tercatat 19 orang meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor di berbagai daerah.
“Dampak bencana banjir dan longsor menyebabkan 19 orang meninggal dunia," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Rabu (29/11).
Dijelaskan, 19 orang yang meninggal dunia antara lain, 11 orang di Pacitan, 3 orang di Kota Yogyakarta, 1 orang di Bantul, 1 orang di Gunung Kidul, 2 orang di Wonogiri dan 1 orang di Wonosobo. Dari 19 orang itu, 4 orang adalah korban banjir dan 15 korban longsor.
Selain itu, ribuan rumah, ribuan hektar lahan pertanian, dan fasilitas publik juga terendam banjir. Akvitas masyarakat lumpuh total di Wonogiri, sebagian daerah di Yogyakarta dan Pacitan.
"Jalan lintas selatan yang menghubungkan Wonogiri hingga Ponorogo juga lumpuh karena tertutup longsor. Kerugian dan kerusakan ekonomi diperkirakan triliunan rupiah. Pendataan dampak bencana masih dilakukan BPBD," uja Sutopo.
Ia menambahkan, pencarian dan penyelamatan korban longsor di Pacitan masih dilakukan. Beberapa daerah di Pacitan masih terendam banjir dan terisolir karena jalan tertutup longsor.
Daerah yang terendam banjir meliputi 13 desa di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Pacitan, Kecamatan Kebon Agung, dan Kecamatan Arjosari. "Jalan lintas selatan lumpuh total," terangnya.
Sementara itu, banjir meluas di 18 kecamatan di Wonogiri. Terdapat 68 lokasi bencana banjir dan longsor. 2 korban longsor telah ditemukan dalam meninggal yaiti Sri Wati (40) dan Suyati (60) warga Bengle RT 2 RW 5 Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. "Banjir masih menggenangi beberapa wilayah (Wonogiri)" ujarnya.
Di Yogyakarta dilaporkan ada 84 titik banjir, 93 titik longsor dan 116 titik terdampak puting beliung.
"Longsor menimbun rumah di Jl Jlagran RT 01 RW 01 Pringgokusuman, Gedongtengen Kota Yogyakarta menyebabkan 3 orang meninggal yaitu Barjono, Dani (4) dan Aurora Tanti (3 bulan). Begitu juga korban longsor di Bantul dan banjir di Gunung Kidul," ucapnya.
Sutopo menjelaskan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Wonogiri, Pacitan dan Ponorogo merupakan daerah yang paling terdampak karena berjarak paling dekat dengan siklon tropis Cempaka. Pada Selasa (28/11), siklon tropis Cempaka hanya berjarak 32 km sebelah selatan-tenggara Pacitan.
Sementara itu, ada 28 kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali yang terdampak banjir, longsor, dan puting beliung akibat cuaca ektrem ini. Bencana tersebut terjadi Kabupaten Situbondo, Sidoarjo, Pacitan, Wonogiri, Ponorogo, Magetan, Serang, Cilacap, Sragen, Boyolali, Trenggalek, Sukabumi, Purworejo, Magelang, Tulungagung, Semarang, Klaten, Malang, Wonosobo, Klungkung, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul, Kudus, dan Sukoharjo.
Siklon tropis Cempaka ini diperkirakan akan bergerak menjauhi wilayah Indonesia pada Kamis (30/11). Namun, masih memberikan dampak hujan deras dan gelombang tinggi di wilayah Jawa dan Bali.
"Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman banjir, longsor dan puting beliung," tandas Sutopo.
© Copyright 2024, All Rights Reserved