Presiden Brasil yang dinonaktifkan senat negeri itu, Dilma Rousseff, menyerukan agar warga Brasil melakukan mobilisasi untuk melawan apa yang disebutnya sebagai kudeta.
"Saya menyerukan agar warga Brasil yang menentang kudeta, apa pun partai yang mereka dukung, melakukan mobilisasi, bersatu dengan damai," kata Rousseff dalam pidatonya di Istana Presiden, Kamis (12/05) waktu setempat.
Sebelumnya, pada Kamis pagi waktu setempat, Senat Brasil akhirnya menonaktifkan Dilma Rousseff, sebelum menghadapi sidang pemakzulan. Selain itu, senat juga menyerahkan kekuasaan kepada sang wakil presiden yang kemudian menjadi rival politik Rousseff, Michel Temer.
Tersingkirnya Rousseff ini sekaligus untuk sementara mengakhiri kekisruhan politik di Brasil dan menyudahi 13 tahun kekuasaan kelompok kiri di negeri terbesar di Amerika Selatan itu.
Setelah berdebat selama hampir 22 jam, senat mengakhiri sidang dengan pemungutan suara dengan komposisi 55-22 suara setuju untuk menonaktifkan presiden perempuan pertama Brasil itu.
Saat ini, Michel Temer, pemimpin partai kanan-tengah PMDB, didaulat menjadi penjabat presiden sekaligus mengakhiri dominasi Partai Pekerja pimpinan Rousseff yang berhaluan kiri.
Temer dijadwalkan segera mengumumkan susunan pemerintahan baru. Temer mengatakan, prioritasnya adalah mengatasi resesi ekonomi terburuk Brasil dan mengatasi kelumpuhan kongres selama "bertarung" dengan Rousseff.
Rousseff, seorang mantan gerilyawan Marxis yang pernah disiksa pemerintah diktator militer pada 1970-an itu, mengatakan, rencana pemakzulan sama dengan sebuah kudeta, dan Rousseff bersumpah akan melakukan perlawanan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved