Hari ini, Sabtu pagi WIB atau Jumat waktu New York, AS, harga minyak mentah naik. Kenaikan dipicu setelah laporan ketenagakerjaan AS lebih lemah dari perkiraan. Sehingga memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan meluncurkan dukungan ekonomi baru.

Pengumuman Bank Sentral Eropa pada Kamis kemarin, tentang rencana pembelian obligasi untuk mendukung ekonomi zona euro yang lemah telah mendorong pasar minyak bergerak ke arah positif.

Minyak mentah light sweet untuk pengiriman Oktober pada kontrak utama New York, berakhir dengan kenaikan 89 sen menjadi US$96,42 per barel.

Sementara, minyak mentah Brent North Sea dalam perdagangan di London untuk pengiriman Oktober naik 76 sen menjadi US$114,25 per barel.

Jumat kemarin, Laporan ketenagakerjaan pemerintah AS menunjukkan, Amerika Serikat hanya mampu menambahkan 96.000 pekerjaan pada Agustus. Data ini merevisi data dua bulan sebelumnya.

Analis Barclays mengatakan, mengacu pada angka pasar tenaga kerja lemah, pasar mengharapkan Fed untuk melakukan pelonggaran pada pekan depan dengan mengumumkan sebuah program pembelian aset baru. Yakni memperpanjang panduan suku bunga rendahnya.

Sementara, Matt Smith di Summit Energy mengatakan, harga minyak sempat turun setelah laporan ketenagakerjaan AS namun dapat pulih karena investor bertaruh pada stimulus baru Fed untuk negara konsumen minyak terbesar dunia itu.

Selain itu, ada juga rumor akan dilakukannya pelepasan cadangan minyak strategis oleh AS. Hal ini menyusul laporan pemerintah AS Kamis kemarin yang menunjukkan pasokan minyak mentah turun lebih besar dari yang diperkirakan.

Disebutkan pemerintahan Presiden Barack Obama sedang bersiap-siap merilis cadangan minyaknya untuk mengurangi harga bensin menjelang pemilu 6 November.

Andy Lipow di Lipow Oil Associates mengatakan, Pemerintah AS sangat prihatin tentang kenaikan harga bensin sekarang menjelang pemilu tahun ini. “Permerintah mencoba untuk mencari tahu apa yang bisa mereka lakukan untuk mengurangi kenaikan harga yang mempengaruhi konsumen,” kata Andy.