Pemerintah Indonesia memutuskan untuk bergabung dengan Asian Infrastructure Invesment Bank (AIIB) yang berpusat di Tiongkok. Akan tetapi, bagaimana bentuk keikutsertaan Indonesia di AIIB, masih menunggu arahan dari Presiden Joko Widodo yang saat ini tengah melawat ke Beijing.
“Iya tapi kan saya enggak ada di Beijing jadi enggak tahu soal update terakhir seperti apa," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro kepada pers di Jakarta, Senin (10/11).
Ia menyebut, bergabungnya Indonesia ke dalam bank yang mengurusi pendanaan infrastruktur ini, masih menunggu arahan Presiden Jokowi setelah pulang dari Beijing, China.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, di Beijing, kemarin, Presiden Jokowi menyampaikan keinginan Indonesia agar AIIB berkantor di Indonesia.
“Saya juga minta agar Asian Infrastructure Investment Bank kantornya harus di Indonesia, mengapa? Ya berarti ada aliran uang masuk ke kita sehingga pembiayaan-pembiayaan infrastruktur jangka panjang ada dananya, ada uangnya karena itu menjadi rebutan hampir 20 negara," ujar Presiden.
AIIB merupakan prakarsa Tiongkok guna memecah kelambanan dalam pembangunan infrastruktur di Asia Pasifik. Prakarsa tersebut ditandatangani pada 24 Oktober 2014 lalu, dan diikuti oleh 21 negara. Indonesia dikabarkan akan bergabung dengan AIIB.
Menurut Presiden Jokowi, Indonesia akan berkontribusi ke AIIB Rp5 triliun yang akan dicicil setiap tahun. “Tidak banyak karena 50 persen ditutup Tiongkok, kita hanya Rp5 triliun, itupun dicicil per tahun," ujar Jokowi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved