Untuk menjadi sebauah partai politik yang kuat, kader dan anggota partai haruslah mentradisikan etika dan budaya yang kuat. Etika dan budaya itu bukan hanya etika dan budaya berpolitik, akan tetapi etika dan budaya dalam kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut dikemukakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik Golongan Karya Muhammad Jusuf Kalla, saat memberikan pengarahan sebelum membuka rapat koordinasi nasional (rakornas) dan seminar yang diselenggarakan oleh DPP Partai Golkar, Senin (19/2) di Gedung Bidakara, Jakarta.
"Etika dan budaya itu perlu bagi suatu bangsa dan juga bagi suatu partai. Suatu bangsa atau partai yang tidak menerapkan suatu etika dan budaya, maka bangsa dan partai itu bisa dinilai tidak bertika dan berbudaya. Partai harus menjaga etika dan budaya. DPR di mana anggotanya merupakan bagian dari partai, tentu harus ikut dan menjaga etika dan budaya tersebut. Anggota partai dan juga DPR tentu harus pula memberi contoh etika dan budaya yang baik," ujar Kalla.
Etika dan budaya partai, tambah Kalla, bukan hanya dibahas dalam seminar dan berwujud dalam teori-teori dan kertas, akan tetapi harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. "Etika dan budaya harus dipraktikkan dalam kehidupan berpartai. Etika dan budaya partai jangan hanya kalau mau seminar seperti sekarang ini jumlah kader dan anggotanya banyak yang hadir berbondong-bondong. Akan tetapi juga, etika dan budaya jika partai akan melakukan gotong royong bersama-sama membantu warga yang kebanjiran. Jika itu dilaksanakan itulah etika dan budaya yang menjadi kenyataan," kata Kalla.
Selain menggelat Rakornas dan seminar mengenai bidang budaya, pariwisata dan pemberdayaan perempuan dalam acara ini Partai Golkar memberikan penghargaan kepada almarhum vokalis dan pencipta lagu Melky Goeslow, yang diwakili oleh istrinya Linda Yohanna Goeslow. Penghargaan langsung diberikan oleh Jusuf Kalla.
© Copyright 2024, All Rights Reserved