Kota Padang yang rawan dan berpotensi diguncang gempa, dijawab Universitas Bung Hatta, dengan melahirkan bangunan ramah bencana dan lingkungan. Karena itu, pembangunan kampus baru di kawasan Padang By Pass, dirancang tahan goncangan dan kerusakan oleh gempa bumi.
Rektor UBH, Prof Hafrijal Syandri, Senin (24/01), mengatakan, keberadaan kampus UBH Padang By Pass itu, sekaligus sebagai antisipasi ancaman gempa dan bencana tsunami. Seluruh bangunan, gedung perkuliahan dan sarana pendukung lainnya dibangun dengan konstruksi tahan gempa.
Karena pusat perkulihan dan akademis saat ini di kampus I kawasan Ulak Karang Padang, yang terletak di pesisir pantai. Kampus I Ulak Karang masuk zona paling berbahaya (Red Zone) jika terjadi bencana tsunami.
Sedangkan kampus baru UBH Padang By Pass di kawasan berjarak lebih dari enam kilometer dari bibir pantai, termasuk daerah aman tsunami (Yellow Zone). Pembangunannya di atas lahan seluas sekitar 10 hektare, dengan anggaran tahap pertama mencapai Rp43,33 miliar.
Sesuai SNI
Anggota tim perencanaan pembangunan kampus II UBH, Indra Farni, di Padang, Senin, menjelaskan, konsep pembangunannya ramah bencana dan ramah lingkungan. Semua bangunan, gedung perkuliahan dan sarana pendukung lainnya, memakai material beton bertulang sesuai Standar Nasional Industri (SNI)
Konsep pembangunan ramah bencana dan lingkungan itu, kata Indra, langkah awal upaya mitigasi dari sisi perancangan. Semua diranang dengan keterbukaan ruang dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang.
Rancangan seperti itu secara klimatik tropis, berfungsi untuk sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami yang merata ke seluruh ruangan. Dengan begitu, kata Staf pengajar Fakultas Teknik Sipil UBH itu, akan hemat energi.
Catatan yang ada menunjukkan, Kota Padang sangat rawan dan berpotensi bencana bumi. Karena itu, sudah seharusnya mulai dari pembangunan gedung-gedung baru harus dirancang dengan bangunan ramah bencana.
Untuk mengantisipasi curah hujan yang tinggi di Padang juga dibangun folder-folder dan kanal air dengan konsep terbuka, lebar dan lurus menuju ke pembuangan akhir ke sungai. Untuk mengurangi dan mengantisipasi bencana lain, seperti badai, ditanam pepohonan tahan terpaan angin kencang. Dengan begitu, bangunan kampus dan sekitarnya akan terlindungi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved