Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil merevitalisasi tambak udang seluas 20.000 hektare (ha) di wilayah pantai utara (Pantura) Jawa dan Banten. Revitalisasi tersebut ntuk terus menggenjot produktivitas perikanan budidaya, khususnya budidaya udang. Karena udang menjadi salah satu produk andalan tahun ini untuk diekspor.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto mengatakan, dipilihnya tambak di wilayah Pantura dan Banten untuk direvitalisasi karena kondisinya yang kian rusak akibat meningkatnya pencemaran dan kerusakan di daerah hulu. Dari luas areal lahan tersebut, sekitar 1.000 ha digarap oleh pihak swasta. Sisanya 19.000 ha merupakan kerjasama antara pembudidaya dengan swasta.
“Produksi tambak udang yang direvitalisasi bervariasi. Tambak seluas 5.000 ha menghasilkan 75.000 ton udang sekali panen. Sementara, tambak seluas 15.000 ha lagi diperkirakan menghasilkan 45.000 ton sekali panen," katanya kepada politikindonesia.com, seusai melakukan panen perdana udang Vaname kelompok pembudidaya Demontrasi Farm (Demfarm) yang juga sebagai proyek percontohan seluas 1.000 ha, di Desa Singaraja, Kabupaten Indramayu, Sabtu (09/03).
Dijelaskan, dengan revitalisasi tambak tersebut panen udang yang bisa dilakukan sebanyak 2 kali dalam setahun bisa menambah produksi udang sebanyak 240.000 ton dalam setahun. Panen udang Vaname kali ini juga dilakukan secara serentak di 5 lokasi Demfarm. Yaitu di Kabupaten Serang, Tangerang, Kerawang, Subang dan Cirebon.
“Dengan ada penambahan produksi udang, kami berharap bisa mendorong peningkatan produksi udang untuk pasar nasional dan global. Produksi udang nasional menunjukan angka yang terus meningkat. Pada tahun 2011 produksi udang nasional mencapai 400.385 ton dan pada tahun 2012 meningkat menjadi sekitar 457.600 ton," ungkapnya.
Sedangkan, untuk tahun 2013, lanjut Slamet, target produksi udang nasional naik 30 persen menjadi 608.000 ton. Pihaknya yakin, target itu akan tercapai karena didorong antara lain oleh penguasaan teknologi budidaya yang semakin baik. Selain itu, kesadaran masyarakat dalam menerapkan cara-cara budidaya ikan juga sudah lebih baik serta permodalan.
“Sehingga pencapaian target tahun ini juga meningkatkan serapan pasar udang, baik pasar ekspor maupun pasar lokal. Karena peningkatan produksi udang ini akan memberikan tambahan devisa negara dari ekspor udang. Jadi kami sangat optimis bahwa pada tahun 2013 produksi udang nasional meningkat," paparnya.
Sementara itu, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP, Saut P. Hutagalung menambahkan, ekspor udang sangat potensial seiring menurunnya produksi luar negeri akibat penyakit udang dan pengaruh perubahan iklim. Beberapa negara saat ini menghadapi penyakit udang, seperti Vietnam, Thailand dan Malaysia yang udangnya mengalami Early Mortality Sindrome (EMS) yang menyebabkan kematian dini secara masal pada udang yang baru berusia 7-10 hari.
“Penyakit EMS itu perlu diantisipasi agar tidak masuk ke Indonesia. Sehingga penurunan produksi udang luar negeri perlu dimanfaatkan untuk mendorong ekspor udang kita hingga menjadi produk unggul," ujarnya.
Menurut Saut, tahun 2012 lalu, kontribusi udang untuk pasar ekspor baru sebesar 38 persen dari total ekspor perikanan sebesar USD3,9 miliar. Tahun ini, kontribusi udang diharapkan meningkat mencapai 40 persen dari total nilai ekspor perikanan yang ditargetkan mencapai USD5 miliar.
“Kami memang menargetkan peningkatan nilai ekspor perikanan pada 2013 cukup signifikan dari perolehan penjualan produk perikanan ke luar negeri. Karena nilai ekspor pada tahun lalu lebih besar dibandingkan dengan impor. Pasar tujuan ekspor utamanya, yaitu Amerika Serikat, Jepang dan Eropa," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo mengungkapkan, komoditas udang adalah salah satu prioritas kebijakan dari pihaknya. Karena udang termasuk komoditas unggulan Indonesia. Makanya, industrialisasi udang perlu diselaraskan melalui revitalisasi tambak dan melakukan perbaikan infrastruktur.
“Revitalisasi tambak udang dilakukan bertahap. Jika tahun ini revitalisasi tambak di sekitar wilayah Pantura Jawa dan Banten, maka tahun depan ada di wilayah Jawa Barat. Kami menargetkan revitalisasi pabrik udang di Pulau Jawa karena sebagian besar produksi berasal dari wilayah itu. Kontribusinya mencapai 116.000 ton setahun, atau 31 persen dari total produksi nasional,” kata Sharif.
Ditambahkan, kalau udang pernah menjadi primadona produk perikanan beberapa tahun silam. Bahkan hingga saat ini, prospek komoditi udang tetap menjanjikan. Oleh karena itu, pihaknya tetap menunjukkan komitmennya untuk mengembalikan kejayaan udang nasional.
“Kami berharap, Indonesia bisa kembali menjadi produsen udang terbesar di dunia seperti beberapa tahun silam. Untuk mengembalikan itu semua, kami pun mencanangkan tahun 2013 ini sebagai tahun udang nasional," ujarnya.
Sharif menegaskan, keberhasilan panen udang kali ini sekaligus membuktikan bahwa dengan bekerja keras dalam kebersamaan semua pihak, khususnya kelompok pembudidaya, Indonesia dapat mengoptimalkan potensi lahan pertambakan di pantura Jawa, khususnya Serang dan Jawa Barat yang sudah lama kurang produktif.
“Karena lahan tambak itu sudah tidak produktif lagi, akhirnya kami upayakan menjadi tambak yang menghasilkan udang sebagai komoditi ekspor. Sehingga nyata dapat meningkatkan pendapatan masyarakat bahkan memberikan devisa bagi negara. Mengingat potensi sumberdaya lahan pertambakan yang kita miliki dengan potensial yang masih sangat luas sekitar 1,2 juta hektar,” imbuhnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved