Kemajuan layanan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) semakin berkembang di Indonesia. Perbankan diharapkan tidak menganggap fintech sebagai ancaman, melainkan suatu kesempatan untuk mengembangkan bisnis.
Hal tersbeut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada acara Indonesia Fintech Festival & Conference (IFFC) di ICE BSD, Selasa (30/08). Kehadiran fintech dapat mendorong inklusi keuangan. Teknologi informasi bisa memudahkan masyarakat hingga ke daerah-daerah pelosok dalam mengakses layanan keuangan.
Sri menyatakan, dalam inklusi keuangan, fintech bisa dianggap sebagai saingan terhadap model bisnis lama yang sedang digunakan. Dengan demikian, perbankan sebaiknya tak menganggap fintech sebagai saingan. “Perbankan diharapkan tidak menganggap ancaman, tapi suatu kesempatan untuk membuat bisnis," jelas Sri.
Penggunaan fintech, ujar Menkeu, diharapkan bisa membuat modal menjadi lebih efisien. Selain itu, fintech juga bisa dimanfaatkan sebagai suatu cara untuk melakukan ekspansi usaha dan pada akhirnya bisa menjangkau lebih banyak masyarakat secara lebih efektif.
Menkeu menambahkan, pemerintah pun harus melakukan upaya terkait fintech. Pemerintah perlu membuat formulasi kebijakan, pengaturan, dan kerangka aturan. “Kalau perlu ada insentif dan fasilitas agar fintech benar-benar menjadi kekuatan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, mengurangi pengangguran, kesempatan kerja yang luas, dan pada akhirnya memecahkan masalah kemiskinan dan kesejahteraan," tandas Sri Mulyani.
© Copyright 2024, All Rights Reserved