Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemen PDT) menggelar rapat koordinasi (Rakor) untuk membahas stabilisasi harga dan pasokan pangan pokok strategis di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, kemarin. Ketiga menteri tersebut sepakat untuk menghilangkan ego sektoral dalam rangka meningkatkan pasokan dan kestabilan harga bahan kebutuhan pokok.
"Rakor ini diharapkan mampu meningkatkan inflasi, kesejahteraan petani dan meningkat daya beli masyarakat sehingga pengusaha juga tetap untung," kata Menteri Pertanian, Amran Sulaiman kepada politikindonesia.com usai rakor tersebut di Kantor Kementan, Jakarta.
Dikatakannya, dengan menghilangkan egosime sektoral, ke depan baik dirinya dan Mendag dapat langsung memberikan arahan kepada seluruh eselon di lintas Kementerian. Tujuannya hanya untuk membuat rakyat sejahtera. Karena masing-masing kementerian ini sudah sepakat untuk menyerap seluruh hasil produksi pertanian para petani lokal untuk menjaga pasokan dan fluktuasi harga kebutuhan pokok.
"Ada komitmen bersama mulai dari petani hingga pelaku usaha untuk menjaga agar hasil produksi pangan bisa terjaga dan tersalur dengan baik. Sehingga harga ditingkat konsumen juga bisa terjangkau. Selain itu, kelangkaan bahan pangan juga tidak akan terjadi karena rantai pasokannya sudah dipangkas," ungkap Amran.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menambahkan terkait persoalan pangan pihaknya meminta agar jangam sampai ada perantara antara petani atau peternak dan konsumen yang mengambil keuntungan terlalu besar. Jika hal itu terjadi, pihaknya akan berusaha menindak perantara tersebut. Jadi jangan pernah main-main soal pangan. Apalagi ini semua untuk kepentingan rakyat.
"Kepentingan petani dan peternak harus dijaga. Begitu juga dengan juga kepentingan konsumen. Karena hal itu tugas kami di pemerintahan sebagai regulator. Sehingga tidak ada yang dirugikan. Petani untung dan masyarakat pun juga untung karena mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan bahan pangan pokok strategia dengan harga yang terjangkau," ucapnya.
Diungkapkan, selama ini untuk satu komoditas bahan pangan tersebut memiliki 7 hingga mata rantai pasok untuk bisa sampai dan dinikmati oleh konsumen. Salah satu contohnya, untuk harga bawang merah di petani seharga Rp14.000 hingga Rp16.000. Harga tersebut bisa melonjak tinggi, walaupun jarak dari pusat petani hanya beberapa kilometer.
"Melihat kondisi seperti itu, kami pun sepakat untuk menghilangkan egoisme sektoral guna menghindari perbedaan pandangan demi kepentingan petani dan masyarakat. Hingga saat ini kami di pemerintahan tidak mengalami perbedaan karena statement yang kami keluarkan sama. Kami bertiga harus saling kompak, mendukung dan berkontribusi agar pasokan dan harga pangan bisa lebih dikendalikan dengan baik," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama Menteri PDT Eko Putra Sanjoyo sangat mengapresiasi kerjasama luar biasa antara Kementan dan Kemendag. Untuk ke depannya, pihaknya akan lebih mendorong dan mendukung desa-desa yang selama ini menjadi lumbung penghasil pangan nusantara. Tentunya, juga harus dipikirkan sarana prasarana bagi para petani di desa-desa agar bisa mengembangkan hasil produksinya.
"Petani hingga saat ini begitu antusias menyambut berbagai program pemerintah. Di antaranya adalah program penetapan harga bahasa atas dan harga batas bawah pada produk pangan. Kami juga melihat kondisi di lapangan, mereka salam hormat karena pemerintah telah menentukan harga batas bawah dan harga batas atas. Kini petani tidak menderita lagi. Untuk itu, tugas kami selanjutnya hanyalah bagaimana memberdayakan petani pasca panen," tutupnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved