Awal Musim Kemarau tahun 2017 ini diprediksi mundur. Bila seharusnya kemarau sudah masuk di bulan April, maka sebagian wilayah pada tahun ini diprediksi kemarau baru dimulai di bulan Mei hingga Juli 2017.
Sehingga tahun ini kondisi musim secara keseluruhan cenderung seimbang. Hal ini berbeda dengan tahun 2015 yang dipengaruhi oleh El Nino, sehingga wilayah Indonesia cenderung kering.
"Sebagian besar wilayah atau sekitar 86,1 persen akan masuk musim kemarau pada Mei, Juni dan Juli 2017. Sementara puncak musim kemarau diperkirakan dominan terjadi pada Juli-September dengan persentase sebesar 85,6 persen," kata Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mulyono Rahadi Prabowo kepada politikindonesia.com di Kantor BMKG, Jakarta, Selasa (07/03).
Pihaknya juga memprediksikan ada beberapa wilayah yang potensi awal musim kemarau lebih awal, sebanyak 22,8 persen atau pada 64 Zona Musim (ZOM). Kondisi ini perlu diantisipasi karena tidak menutup kemungkinan daerah yang musim kemarau lebih awal tidak menutup kemungkinan akan lebih kering. Sehingga berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan.
"Pada Februari dan Maret 2017 ada beberapa wilayah yang sudah masuk musim kemarau tapi pada April curah hujannya tinggi dan mengalami kemarau lagi pada pada Juni, Juli dan Agustus. Di antaranya wilayah Jambi dan Papua bagian selatan yang perlu diwaspadai," paparnya.
Selain itu, lanjutnya, diprediksi juga beberapa wilayah yang musim kemarau akan mundur dan curah hujan masih berlebih. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk potensi pertanian. Misalnya, Kalimantan bagian timur, beberapa wilayah di Sulawesi. Curah hujan yang berlebih ini tentunya bisa dimaksimalkan untuk pertanian.
"Pada musim kemarau perlu diwaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di 8 provinsi. Bahkan pada periode musim kemarau yang normal masih ada ancaman potensi kekeringan di NTB dan NTT meskipun tidak separah 2015 akibat dampak El Nino," ujarnya.
Dijelaskan, saat ini kondisi iklim masih masuk puncak penghujan dalam rentang November hingga Februari. Bahkan, di beberapa wilayah di Indonesia diproyeksikan masih mengalami puncak musim hujan hingga Maret mendatang. Diperkirakan musim hujan 2016/2017 sekitar 70 persen wilayah Indonesia diprediksi musim hujannya akan maju atau lebih awal dari rata-rata.
"Dari hasil analisis menunjukan bahwa awal musim hujan 2016/2017 di sebagian besar wilayah Indonesia, awal musim hujannya maju sekitar 71 persen, sama dengan normalnya sebesar 18 persen dan hanya 11 persen yang wilayahnya mundur dari normalnya. Dari data itu juga diketahui bulan Desember hingga Februari adalah bulan yang banyak terjadi bencana. Di antaranya banjir, tanah longsor dan puting beliung. Wilayah yang paling berdampak adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumateran Selatan, Sumatera Utara dan Sumatera Barat," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved