Meski pemilihan presiden (pilpres) Afghanistan putaran kedua masih sepekan lagi namun saat ini mulai terasa ketegangan pertarungan antara capres Abdullah Abdullah dan Ashraf Ghani.
Kemarin, Jumat (06/06), dua ledakan menyasar iring-iringan mobil capres Abdullah di Kota Kabul. Serangan tersebut merenggut empat nyawa. Namun, Abdullah tidak terluka sedikit pun.
Ketua Unit Investigasi Kriminal Kepolisian Kabul Sayed Gul Agha Hashemi melaporkan bahwa dua serangan beruntun itu terjadi aaat Abdullah baru meninggalkan Hotel Ariana. Bersama dengan rombongan, dia baru berkampanye di hotel yang terletak di pusat kota tersebut.
"Ledakan pertama berasal dari bom bunuh diri dari sebuah mobil. Ledakan kedua berasal dari ranjau," ungkap Hashemi.
Beruntung, Abdullah luput dari maut. Dia berhasil menyelamatkan diri saat dua ledakan itu terjadi. "Abdullah selamat. Dia tidak terluka sedikit pun. Namun empat orang tewas dan 17 lainnya terluka," kata Wakil Menteri Dalam Negeri Mohammad Ayoub Salangi.
Menurut Abdullah, empat korban tewas itu adalah dua warga sipil, seorang polisi lalu lintas, dan seorang anggota tim sukses Abdullah. Lantaran lolos dari maut, politikus yang juga dokter tersebut melanjutkan rangkaian kampanyenya ke lokasi berikutnya.
Dalam pidato yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi Afghanistan itu, Abdullah menceritakan insiden yang baru dialami. "Beberapa menit lalu, iring-iringan kendaraan kami menjadi sasaran ranjau," kata Abdullah.
Sampai malam, polisi masih berjaga ketat di sekitar lokasi kejadian. Garis polisi pun masih terpancang di sana.
Presiden Hamid Karzai yakin serangan mematikan itu sengaja dilancarkan untuk mengganggu persiapan pelaksanaan pilpres putaran kedua. Pemimpin 56 tahun yang segera meninggalkan kursi presiden tersebut mengutuk serangan yang menewaskan empat orang itu.
Meski belum ada individu atau kelompok yang bertanggung jawab atas serangan tersebut, publik menuding keterlibatan Taliban dalam insiden itu.
Sejak awal, Taliban memang tidak setuju dengan pelaksaan pilpres Afghanistan. Organisasi radikal itu pun mengancam pemerintah dan rakyat Afghanistan. Taliban a mengklaim bakal melancarkan serangan mematikan untuk mengacaukan pilpres. Menjelang pilpres putaran satu lalu, Taliban pun menyatakan akan memboikot pilres. Tetapi, ancaman tersebut tidak terbukti.
© Copyright 2024, All Rights Reserved