Kepolisian Filipina berhasil menggagalkan upaya serangan bom yang mentargetkan Bandara Internasional Manila, Kedutaan Besar Tiongkok dan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Manila. Polisi menangkap 3 orang dalam sebuah minibus yang mengangkut banyak bom molotov dan kembang api.
Menteri Kehakiman Filipina, Leila De Lima dalam pernyataannya, Selasa (02/09) menyatakan, ketiga orang itu ditangkap pada Senin (01/09) di bandara Manila, di dalam sebuah minibus yang mengangkut banyak bom molotov dan kembang api.
De Lima menyebut, ketiga tersangka merencanakan serangkaian serangan untuk menunjukkan posisi anti-Tiongkok. "Mereka mengklaim sebagai pembela rakyat Filipina dan menganggap Tiongkok serta praktik para konglomerat dan pertambangan ilegal adalah musuh," kata De Lima.
De Lima menambahkan, ketiga pria itu tampaknya marah terhadap sikap Pemerintah Filipina yang dianggap lemah menghadapi sengketa wilayah di Laut China Selatan.
Lebih jauh, De Lima menambahkan, kelompok yang diduga melibatkan lebih banyak orang lainnya itu merencanakan serangkaian serangan ke berbagai bangunan yang memiliki kaitan dengan Tiongkok atau ke komunitas bisnis warga Tiongkok-Filipina. "Mereka juga merencanakan untuk menyerang SM Mall of Asia di Pasai City dan kedutaan besar Tiongkok di Gedung DMCI," ujar De Lima.
SM Mall of Asia adalah milik Henry Sy, orang terkaya Filipina yang lahir di Tiongkok. Sementara DMCI adalah perusahaan konstruksi milik David Consunji, warga Filipina keturunan Tiongkok, yang menurut majalah Forbes adalah orang terkaya keenam Filipina.
© Copyright 2024, All Rights Reserved