Pemerintah Indonesia kaget dengan pernyataan Perdana Menteri Timor Leste Mari Alkatiri yang menyatakan adanya milisi Indonesia dalam kerusuhan di negara termiskin di dunia itu. Kontan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyayangkan pernyataan prematur tersebut dan meningatkan Alkatiri bahwa pernyataan tersebut dapat menimbulkan masalah baru dalam hubungan bilateral kedua negara.
"Saya menyayangkan pernyataan itu, yang menyebut adanya milisi pro-Indonesia dan ditengarai adanya pihak ketiga yang menimbulkan kekacauan itu. Pernyataan itu sangat berlawanan dengan niat baik bangsa Indonesia untuk menjalin dan meningkatkan kerja sama dan hubungan antara kedua negara ke depan. Pernyataan itu justru menimbulkan masalah baru, yang seharusnya tidak terjadi," jelas Presiden SBY.
Pernyataan keras tersebut disampaikan Presiden dalam pernyataan persnya seusai rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/6). Yudhoyono didampingi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Widodo AS saat memberikan pernyataan resmi pemerintah Indonesia.
Presiden juga mengkritik pernyataan Mari Alkatiri tersebut sebagai upaya mengalihkan isu dalam negerinya yang kini dilanda kerusuhan horisontal yang makin parah. Ketika mengetahui terjadinya kerusuhan di Dili, Pemerintah Indonesia, menurut SBY, telah mengambil empat langkah strategis sebagai negara tetangga Timor Leste.
"Pertama, Indonesia tetap menghormati kedaulatan bangsa Timor Leste dan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Pemerintah Timor Leste. Kita pelihara jarak yang pantas agar sekali lagi tidak ada spekulasi apa pun yang dapat mengaitkan Indonesia dengan masalah yang dihadapi Timor Leste," jelas Presiden tegas.
Kedua, Indonesia mendukung adanya pasukan keamanan dari sejumlah negara dengan menutup pintu perbatasan Timor Leste dengan tujuan mengontrol serta mengawasinya dengan baik. "Itu juga agar tidak ada spekulasi apa pun mengenai keterlibatan Indonesia akibat adanya pelintas batas Indonesia dan Timor Leste," kata Presiden SBY.
Kemudian, Indonesia siap menawarkan bantuan kemanusian kepada Pemerintah Timor Leste. Terakhir, Indonesia mengevakuasi warga negara Indonesia yang ada di Timor Leste. "Pemerintah Indonesia siap menawarkan bantuan kemanusiaan jika dikehendaki Pemerintah Timor Leste. Dan, keempat, Indonesia akan mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI)," lanjut Yudhoyono.
Semua tindakan tersebut telah dilakukan dengan baik oleh Pemerintah Indonesia kecuali tawaran bantuan kemanusiaan karena hingga kini belum ada permintaan dari Pemerintah Timor Leste.
Keempat tindakan tersebut diambil Pemerintah SBY dengan harapan agar Pemerintah Timor Leste dapat menyelesaikan persoalan dalam negerinya sendiri dengan cepat dan baik.
Dalam kesempatan itu, Yudhoyono juga menyatakan terima kasihnya kepada Presiden Xanana Gusmao yang dalam pesan-pesannya kepada Pemerintah Indonesia, sama sekali tidak melihat adanya keterlibatan apa pun yang mengait ke Indonesia.
Selain itu, Indonesia juga menghargai sikap Menlu Australia Alexander Dowener yang menepis tudingan keterlibatan Indonesia dalam kerusuhan di Dili. "Saya hargai. Bahkan, Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer pun membantah dan juga menyatakan tidak adanya bukti apa pun mengenai keterlibatan Indonesia," tandas Presiden.
Sebelumnya, Perdana Menteri Australia John Howard pun secara tegas menyatakan bahwa krisi di Timor Leste disebabkan buruknya kepemimpinan PM Mari Alkatiri. Sudah tentu, pernyataan Howard tersebut diprotes oleh Menlu Portugal yang menyatakan tidak sepatutnya Australia mencampuri urusan dalam negeri Timor Leste.
Namun, Howard membela pernyataannya. "Saya punya hak sebagai PM Australia, dengan komitmen yang telah kita berikan, untuk mengatakan bahwa kepemimpinan politik itu memiliki tanggung jawab yang berat, dan di tangan merekalah tergantung masa depan rakyat (Timor Leste)," kata Howard.
© Copyright 2024, All Rights Reserved