Program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) bukanlah kertas kosong belaka. MP3EI adalah proyek riil, bukan proyek macan ompong.
"Masterplan ini bukan hanya sebatas kertas kosong, bukan macan ompong. Ini riil," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat Peresmian dan Groundbreaking Proyek-proyek MP3EI Provinsi Kalimantan Selatan, di halaman Kantor Gubernur Kalsel, Banjarbaru, Rabu (23/10) pagi.
Dijelaskan SBY, ada 2 alasan utama mengapa pemerintah meluncurkan MP3EI pada 27 Mei 2011 lalu. Pertama, krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008-2009 telah menyadarkan para pemimpin dunia akan pentingnya mempererat kerja sama dan kemitraan antara negara-negara di dunia dengan cara meningkatkan konektivitas. Pada saat itu, muncul pemikiran untuk menggabungkan perekonomian diantara negara-negara yang berada di satu kawasan.
"Saat itu, saya berpikir kalau tiba-tiba Indonesia digabungkan menjadi satu dengan Singapura, Malaysia, Filipina, sementara konektivitas dan infrastruktur di Indonesia sendiri belum baik, maka kita akan menjadi pihak yang kalah," ujar Kepala Negara.
Oleh karena itu, pemerintah baik pusat maupun daerah bersama para ekonom, dunia usaha, dan pihak terkait lainnya berinisiatif untuk membuat sebuah kebijakan ekonomi untuk meningkatkan konektivitas dan infrastruktur karena Indonesia adalah negara yang besar. Sehingga, dalam menghadapi integrasi ekonomi kawasan dan global, Indonesia tidak akan menjadi pihak yang kalah dan tertinggal di banding negara-negara kawasan lainnya.
Alasan kedua, adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia dan mengurangi kesenjangan pembangunan di seluruh wilayah Tanah Air.
"Kalau pembangunan belum merata maka kesenjangan akan semakin melebar antarprovinsi, kabupaten, dan kota-kota di Indonesia, antara yang kaya dan yang miskin," ujar SBY.
"Dengan demikian negara maju dan harus maju, dan nasib rakyat kita akan terangkat," Presiden menambahkan. Melalui proyek MP3EI ini diharapkan pembangunan di Indonesia akan semakin adil, kuat, dan merata.
Presiden juga menyampaikan, hingga saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah meningkat 4-5 kali dalam setahun. Sama seperti yang terjadi di Tiongkok. Meskipun terkadang ada beberapa pihak yang tidak mengakuinya.
"Alhamdulillah dengan kerja keras kita, maka sekarang pendapatan per kapita per tahun kita sudah mendekati 4 ribu dolar AS. Mudah-mudahan kalau kita tidak saling menyalahkan, saya akan serahkan pada Presiden pengganti saya nanti income per kapita yang hampir mencapai 5 ribu dolar," tandas Presiden SBY.
© Copyright 2024, All Rights Reserved