Presiden Amerika Serikat Barack Obama langsung menelepon Perdana Menteri Kanada Stephen Harper, yang berada Gedung Parlemen Kanada, taklama setelah insiden penembakan. Obama menawarkan bantuan kepada Pemerintah Kanada untuk mengusut tuntas kasus ini.
Obama menyebut penembakan di gedung Parlemen Ottawa, Kanada, sebagai insiden tragis. Obama pun menegaskan perlunya kewaspadaan terhadap tindak kekerasan dan terorisme.
Kepada wartawan di Gedung Putih, Kamis (23/10), Obama mengatakan, ia tidak memiliki informasi tentang motif di balik penembakan itu, termasuk siapa pria bersenjata yang terlibat dalam insiden penembakan di dalam parlemen Kanada itu.
Namun Obama berjanji AS dan Kanada akan bekerja sama. "Ini sangat penting, saya pikir, bagi kita untuk menyadari bahwa ketika ada hal yang berhubungan dengan teroris, Kanada dan AS sepenuhnya dapat bekerja sama," tegas Obama.
Para pejabat AS mengatakan, tidak ada indikasi serangan selanjutnya bakal serupa dengan insiden teror yang menyerang Amerika Serikat.
Juru Bicara FBI, Paul Bresson, mengatakan, kantor FBI dan badan-badan pemerintah lainnya telah diingatkan untuk tetap waspada. Mengingat teror terakhir mengincar personel pemerintahan.
Pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan, tidak ada indikasi bahwa peristiwa di Kanada menunjukkan ancaman bagi Amerika Serikat. Insiden di Ottawa, Kanada, dimulai ketika seorang tentara ditembak dan terluka parah di Kanada National War Memorial di dekat parlemen.
© Copyright 2024, All Rights Reserved