Seorang tokoh adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes, Dainah, mengatakan, pihaknya akan terus berjuang agar Sunda Wiwitan tercatat pada identitas kartu tanda penduduk (KTP) sebagai agama masyarakat Baduy. Dia menyuarakan ini karena masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten meminta aspirasi itu diperjuangkan.

“Pemerintah diharapkan segera mengeluarkan kebijakan Sunda Wiwitan diakui sebagai agama masyarakat Baduy,” kata Dainah saat ditemui perayaan Seba di Rangkasbitung, Sabtu (18/05).

Dainah mengungkapkan, masyarakat Baduy yang berpenduduk sekitar 11.200 jiwa. Padahal sejak tahun 1970-2010 kepercayaan Sunda Wiwitan tertulis pada KTP. Namun, saat ini Sunda Wiwitan tidak lagi dicantumkan identitas pada KTP. "Kami berharap Sunda Wiwitan kembali tertulis pada kolom agama pada identitas KTP," kata Dainah.

Saat ini kolom agama yang dicantumkan pada KTP yakni Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu.

Menurut Dainah, dalam agenda perayaan Seba ini masyarakat Baduy berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengakui Sunda Wiwitan merupakan keyakinan masyarakat Baduy. Selama ini, warga Baduy yang asli penduduk pribumi sangat keberatan Sunda Wiwitan tak lagi tercantum di KTP.

Dainah mengaku dirinya sudah mendatangi Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri di Jakarta. Kedatangan itu menuntut hak agar diakui kepercayaan Sunda Wiwitan tertulis pada KTP.

“Namun, jawaban Kementerian Dalam Negeri harus ada rekomendasi dari Kementerian Agama. Kami berharap kepada Bupati dan Gubernur Banten bisa memperjuangkan Sunda Wiwitan tertulis pada KTP," kata Dainah.

Tokoh masyarakat Baduy Dalam Jaro Tangtu Cibeo Ayah Mursid menyuarakan aspirasi yang sama yakni, berharap pemerintah daerah bisa memperjuangkan agar agama Sunda Wiwitan dicantumkan pada KTP.

Dia mengatakan, masyarakat Baduy sangat keberatan dengan tidak dicantumkan Sunda Wiwitan pada identitas KTP dengan alasan tak memiliki dasar hukum. Padahal, warga Baduy juga bagian rakyat Indonesia. "Semestinya warga Baduy juga mendapat hak yang sama dengan mencantumkan agama Sunda Wiwitan pada identitas KTP," kata dia.

Ketua Wadah Musyawarah Masyarakat Baduy (Wammby) Kasmin Saelan mengatakan, pihaknya terus berjuang agar kepercayaan Sunda Wiwitan yang ratusan tahun dianut warga Baduy bisa diakui oleh Negara. "Warga Baduy sejak 1972 hingga 2010, agama Sunda wiwitan tertulis pada KTP. Tapi sekarang kolom agamanya kosong," pungkas Kasmin.