Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengakui dirinya sudah menemui Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri untuk menolak dicalonkan jadi Gubernur DKI pada Pilkada DKI 2017.
“Jadi saya yang menghadap Ibu (Megawati), mungkin satu bulan yang lalu. Waktu itu saya sampaikan, Bu, saya mendapat amanah di Surabaya. Dan saya mohon saya tidak dicalonkan jadi Gubernur, baik di Jawa Timur maupun DKI’,” kata Risma di kantor Wantimpres, Jakarta, kemarin. “Lalu Ibu terdiam saat itu,” ujar Risma lagi.
Menurut Risma, alasan penolakan tersebut berdasarkan ajaran agama yang dia anut bahwa jabatan tidak bisa diminta. Selain itu, Risma harus menjaga amanah masyarakat Surabaya yang telah memilihnya menjadi walikota.
“Saya kan enggak bisa mainin warga Surabaya, kemudian seenaknya saya melompat-lompat gitu, kan. Yang kedua, amanah yang diberikan warga Surabaya itu kan amanah Tuhan yang diberikan kepada saya. Jadi bukan karena apa, melainkan di agama saya juga diajarkan seperti itu,” kata Risma.
Risma menegaskan dia akan menyelesaikan kepemimpinannya di Surabaya hingga periode itu berakhir. Namun Risma tidak bisa berandai-andai apabila kelak seusai jabatannya berakhir, dia dicalonkan kembali sebagai salah satu kandidat Gubernur DKI Jakarta.
“Saya akan sampaikan juga. Saya enggak bisa kalau saya harus ngatur Tuhan. Tapi saya akan berusaha semampu saya. Dulu saya juga enggak minta kemudian keluar rekomendasi. Saya menang, saya enggak ngira, itu semua jalan Tuhan lah. Insya Allah begitu,” kata Risma.
Nama Tri Rismaharini digadang-gadang dapat menjadi rival berat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang saat ini menjabat Gubernur DKI Jakarta apabila keduanya melangkah dalam pemilihan umum kepala daerah DKI Jakarta pada 2017 nanti.
Selain Risma dan Ahok, nama yang dicalonkan di antaranya pengusaha muda Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra, Adhyaksa Dault, dan Abraham Lunggana alias Haji Lulung.
© Copyright 2024, All Rights Reserved