Bencana tsunami Mentawai sungguh dahsyat. Tak heran kalau jumlah korban terus bertambah, bersamaan penemuan jenazah saat evakuasi oleh Tim SAR, TNI, Polri, dan masyarakat. Hingga Kamis (28/10) dinihari tercatat 355 korban tewas dan ratusan hilang belum terdata.
Posko Sikakap mencatat ada 335 jiwa korban keganasan tsunami yang menerjang Mentawai. Gelombang pasang datang sekitar 10 menit pascagempa berkekuatan 7,2 SR di kedalaman 10 kilometer, Senin malam (25/10).
Meski sejak awal BMKG merilis tentang ancaman bahaya tsunami ini, tetapi sempat diragukan. Ahli geologi di Sumber pun sempat meragukan adanya tsunami ini, karena menduga kedalaman episentrum gempa lebih dari 10 kilometer. Akhirnya benar tsunami melanda Mentawai bukan di Padang, walau sempat ada kenaikan air laut 50 sentimeter di Pesisir Selatan.
Rabu (27/10) rombongan wapres Boediono mengunjungi Mentawai untuk menyampaikan turut bela sungkawa dan menyampaikan bantuan. "Untuk bahan makanan, sudah ada yang datang dan sangat membantu para korban yang mengungsi," ujar pegawai DKP Mentawai, Hermansyah.
Hingga kini warga Sipora masih ada yang bermalam di bawah pohon dan benda-benda yang bisa melindungi dari rasa dingin. Di antara mereka terdapat anak-anak dan orang tua.Mereka yang mengungsi, warga yang berhasil menyelamatkan diri kabur menjauh dari pantai.
Rumah mereka rusak berat, hilang atau tidak bisa ditempati lagi setelah diguncang gempa, disusul gelombang tsunami. Mereka pun masih takut gempa susulan. Rabu siang kondisi membaik, sehingga kapal bantuan bisa mendarat di kepulauan Mentawai, Sumbar. Tepatnya di pulau Sikakap.
Kapal milik TNI Angkatan Laut, KRI Musi, sudah merapat di Sikakap, membawa bantuan obat- obatan, tenda dan makanan. Kedatangan kapal ini dengan berbagai bantuan kemanusiaan, sangat membantu meringankan beban korban.
© Copyright 2024, All Rights Reserved