Wakil Presiden, Boediono mengingatkan agar pemerintah daerah (Pemda) dan masyarakat di sekitar Gunung Merapi meningkatkan koordinasi dan tetap meningkatkan kewaspadaan dari kemungkinan meletusnya kembali Gunung Merapi. Meski telah terjadi penurunan aktivitas, pasca letusan lalu.
Wapres Boediono untuk kedua kalinya mengunjungi kawasan Merapi untuk meninjau lokasi pengungsi di Desa Keputeran, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jateng, Kamis (28/10). Menurut Wapres, masyarakat diminta dapat memenuhi instruksi pemerintah yakni mengungsi ke tempat yang aman. Dengan demikian dapat terhindar dari bencana.
Kata Boediono, sekalipun bencana ini sudah bisa diprediksi namun semua ini adalah kehendak Tuhan dan merupakan rahasia alam. “Semua manusia tidak tahu kapan terjadi,”ujarnya.
Terkait dengan bencana yang datang bertubi-tubi di Indonesia, Wapres mengatakan, masyarakat harus menerima hal tersebut. Pemerintah katanya, seoptimal mungkin akan menangani dengan baik.
Upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam menangani bencana sudah baik sehingga mampu mengurangi jumlah korban yang meninggal, ungkap Boediono.
Kepada masyarakat, Boediono berharap setelah dinyatakan aman, dapat segera kembali ke tempat semula dan memulai kehidupan yang normal.
Sedang Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengatakan, jumlah pengungsi letusan Merapi di provinsinya mencapai 37.752 orang dengan jumlah meninggal satu jiwa. Yakni bayi berusia enam bulan.
Khusus di Klaten jumlah pengungsi mencapai 4.975 orang dan jumlah itu berangsur sudah berkurang karena banyak yang kembali ke rumahnya masing-masing.
"Sudah ada indikasi bahwa Merapi aktivitasnya mulai berkurang sehingga banyak pengungsi yang kembali ke rumahnya," ujar gubernur.
Dalam kesempatan itu Wapres juga menyaksikan pemberian bantuan Rp1,5 miliar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selain bantuan sebesar Rp500 juta dari Kementerian Sosial, dan obat-batan dari Kementrian Kesehatan untuk pengungsi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved