Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus pada Jumat (25/10), pukul 20.57 WIB. Tinggi letusan tersebut tidak terpantau karena kondisi gunung tersebut yang tertutup kabut tebal.
Disampaikan Staf Ahli Menteri ESDM, Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Dr Surono, berdasarkan laporan dari Pos Pemantauan Gunung Sinabung, letusan diiringi dengan suara dentuman yang kuat. "Rekomendasi dari PVMBG, agar tidak ada aktivitas masyarakat dalam radius 2 km dari puncak Sinabung," ujar dia.
Letusan ini membuat panik warga yang berdomisili di seputaran kaki gunung. Beberapa warga mengatakan, suara gemuruh yang disertai oleh letusan malam tadi lebih dahsyat bila dibandingkan dengan suara yang terjadi pada Kamis (24/10). Bahkan semburan abu vulkanik telah mencapai beberapa desa yang lokasinya tidak begitu jauh dari Gunung Sinabung, seperti Desa Suka Meriah, Bekerah, Simacem, Kuta Rayat dan Sigarang-garang.
Gunung Sinabung adalah gunung yang sempat tertidur panjang dan tidak pernah menunjukkan atktifitas setelah terakhir meletus pada tahun 1.600. Tiba-tiba, Gunung itu mendadak aktif kembali pada tahun 2010.
September lalu, Sinabung kembali meletus, membuat warga panik yang menyebabkan gelombang pengungsian lebih dari 15 ribu warga.
Dalam 2 pekan ini, gunung Sinabung telah beberapa kali meletus. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menetapkan status waspada level II untuk gunung setinggi 2.460 meter itu. Masyarakat dan wisatawan direkomendasikan tidak mendaki dan melakukan aktivitas pada radius dua kilometer dari kawah Sinabung.
Mungkin Kementerian ESDM, Badan Geologi,PVMBG, yang bekerjasama dengan BNPB/BPBD/PEMDA untuk lebih cermat dalam meneliti erupsi Sinabung. Soalnya, selama 400 tahun, tidak ada data letusan Sinabung. Ini problem tak bisa dianggap enteng.
© Copyright 2024, All Rights Reserved