Mayoritas masyarakat Catalonia memilih untuk merdeka atau lepas dari Spanyol. Dalam referendum yang digelar Minggu (09/11), lebih dari 2 juta warga Catalan ikut memberikan suaranya. Sekitar 80,7 persen, atau lebih dari 1,65 juta orang memilih merdeka.
Seperti dikutip Reuters, Senin (10/11), Wakil pemimpin Catalan, Joana Ortgea, dalam konferensi pers menyebut masyarakat Catalan sepakat, Catalan adalah sebuah negara dan mereka ingin Catalan menjadi negara yang independen.
Namun, Ortega tidak bisa memberikan data tingkat partisipasi pemilih karena referendum itu dianggap pemerintah Spanyok tidak resmi.
Pemimpin Catalan, Artur Mas, mengatakan referendum simbolis itu menjadi bukti keberhasilan, di mana lebih dari 2 juta orang memilih merdeka dari Spanyol.
“Jangan ada yang lupa, terutama pemerintah Spanyol, bahwa Catalan sekali lagi menunjukkan bahwa dia ingin untuk memerintah diri sendiri,” ujar dia.
Ia menyebut, referendum tak resmi ini adalah langkah besar dalam aspirasi yang sah untuk damai dan bebas menentukan masa depan Catalan.
Keinginan Catalan untuk lepas dari Spanyol muncul dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan resesi dan banyaknya skandal korupsi politik yang mengguncang Spanyol. Tidak hanya orang dewasa, para pelajar Catalan pun turut hadir dalam pemungutan suara.
"Ini kesempatan yang tidak dapat kami lewatkan. Kami menuntut ini sejak lama," kata Martin Arbaizar, pelajar berusia 16 tahun yang ikut memberikan suara di sekolahnya, di Barcelona.
Pemerintah Spanyol telah menjegal rencana referendum melalui pengadilan. Memaksa para pemimpin Catalan mengubah pemungutan suara dari referendum tidak mengikat, menjadi gerakan simbolik yang diorganisir oleh para sukarelawan. Perdana Menteri Mariano Rajoy, mengatakan referendum Catalan tidak akan berdampak apa pun.
© Copyright 2024, All Rights Reserved