Isu tentang Gerakan 30 September 1965 yang dilakukan Partai Komunis Indonesia masih relevan untuk disampaikan kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Peristiwa tersebut adalah bagian dari sejarah bangsa Indonesia yang harus dipahami generasi saat ini.
Pendapat itu disampaikan Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono, dalam jumpa pers di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (20/09).
“Tentu, mengapa tetap relevan karena itu adalah sejarah bangsa kita," kata AHY.
Ia mengatakan, meski Gerakan 30 September menjadi bagiaan kelam dalam sejarah bangsa Indonesia, namun hal itu, tak lantas membuat sejarah tersebut dilupakan begitu saja.
Sejarah kelam itu, justru dapat menjadi pembelajaran bagi generasi muda agar hal serupa tak terulang kembali. Sejarah itu, kata Agus, perlu disampaikan sesuai fakta yang ada.
“Sampai hari ini bangsa kita tidak bisa menerima kehadiran komunis, tapi melalui pencerahan-pencerahan berdasarkan fakta yang benar dan sejarah yang tidak dipelesetkan atau dimodifikasi," ucap AHY.
Ia menambahkan, pencerahan kepada generasi muda, harus terus dilakukan. “(Pencerahan) harus terus dilakukan sampai kapan pun," tuturnya.
Akan tetapi, pencerahan tersebut bukan berarti kembali mengungkit siapa pihak yang salah dan benar atau siapa pihak yang bertanggung jawab. Upaya-upaya seperti itu, dinilai Agus jugas membuat Indonesia tak produktif.
“Kita bangun semangat demi persatuan bangsa kita, anak cucu kita, kita rekonsiliasi sebagai bangsa dan terus move on sebagai bangsa. Karena kita ingin terus mendapatkan keadilan dan kemajuan untuk masa depan kita," tandas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved