Nama Anny Ratnawati menyeruak di antara sejumlah sosok yang disebut-sebut sebagai calon pengganti Sri Mulyani Indrawati untuk memimpin Kementerian Keuangan. Doktor ekonomi pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) itu, dipastikan sebagai calon kuat Menteri Keuangan per 1 Juni 2010.
Dua ekonom, masing-masing Marzuki DEA dari Universitas Hasanuddin, Makassar, dan Chatib Basri dari Universitas Indonesia, Jakarta mengungkapkan hal itu, Selasa (18/05). Marzuki menyatakan, nama Anny sudah santer disebut sebagai calon terkuat Menkeu.
Munculnya Anny lumayan mengagetkan. Soalnya, nama Dirjen Anggaran, Kementerian Keuangan itu, tak semencorong calon kandidat lainnya yang sudah dikenal publik selama ini. Salah satunya, Armida Alisjahbana, kini Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Belum lagi jika dibandingkan dengan sosok Kepala Badan Analisa Fiskal, Kementerian Keuangan Anggito Abimanyu, yang entah kenapa batal dilantik sebagai Wakil Menteri Keuangan. Di luar itu, ada Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo. Tetapi, peluang Agus kecil, setelah kembali diangkat untuk memimpin bank BUMN itu.
Lainnya, Pjs Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, yang juga bekas Dirjen Pajak. Darmin juga disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk posisi Gubernur BI. Nama Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Fuad Rahmany, juga meramaikan bursa pencalonan, bersamaan dengan pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.
Sosok Penyeimbang
Ketika SBY-Boediono menyusun kabinet 2009-2014, usai memenangkan Pilpres 2009, nama Anny sebenarnya sempat muncul dalam bursa untuk memimpin Departemen Keuangan. Namun, ia kalah bersinar dari Sri Mulyani, yang ternyata kembali dipercaya memimpin kementerian itu.
Dari informasi yang diperoleh Marzuki, dan Chatib, ada beberapa faktor penting sehingga Anny mengungguli nama-nama lain. Kabarnya, Istana menghendaki Menkeu diisi sosok perempuan, untuk menjaga proporsi keterwakilan perempuan di Kabinet Indonesia Bersatu II.
Selain itu, Anny juga bukan orang baru bagi Presiden Yudhoyono. Saat SBY mengikuti program doktor di Institut Pertanian Bogor, Anny dosen pembimbingnya. Ia berperan penting mengantarkan SBY meraih gelar doktor dengan tingkat kelulusan cumlaude.
Dalam pandangan Marzuki, yang sempat tiga tahun bersama Anny Ratnawati sebagai anggota Badan Supervisi Bank Indonesia, Anny dianggap sosok pengimbang antara blok penganut paham ekonomi neoliberal melawan blok paham ekonomi kerakyatan.
"Anny berada di jalur ekonomi jalan tengah. Selain itu, dia juga dikenal sebagai ekonom yang tidak arogan," kata Marzuki.
Dalam berbagai artikelnya, Anny dikenal sebagai sosok ekonom yang menekankan pembangunan ekonomi nasional berbasis kekuatan keuangan dalam negeri. Karena itulah semua, ia dipastikan dapat menjadi penyeimbang, sehingga bisa mengurai tajamnya pertentangan kubu neolib, dan paham ekonomi kerakyatan.
Di sisi lain, sebagai Dirjen Anggaran, Anny juga dikenal sangat dekat dengan Sri Mulyani. Hal itu jelas bisa menjadi jembatan Anny dengan kubu neoliberal. Kita tahu, neolib, dan ekonomi kerakyatan memiliki pendekatan berbeda dalam mengelola perekonomian nasional.
Anny juga bisa diterima oleh kalangan DPR, karena dianggap sebagai profesional yang tidak berada di kubu tertentu. Marzuki memastikan, Anny berada di jalur ekonomi jalan tengah, seperti kemauan SBY.
Sosok Tepat
Dengan semangat itu semua, ekonom Chatib Basri mengungkapkan, Anny Ratnawati sosok yang tepat untuk menggantikan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. "Anny Ratnawati, calon yang bagus. Dia punya pengalaman banyak sebagai Dirjen Anggaran."
Seperti Marzuki, Chatib juga ekonom yang dikenal dekat dengan Sri Mulyani. Selain menjadi staf Khusus Menkeu, Chatib juga menjadi Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) UI yang pernah dipimpin Sri Mulyani.
Chatib menyebutkan, Anny memiliki pengalaman mumpuni dan sangat berharga jika memang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuknya sebagai Menteri Keuangan. Anny sudah lama malang melintang di Kementerian Keuangan, bahkan sejak Menkeu dipegang Jusuf Anwar.
"Anny pejabat di Depkeu. Ia pernah jadi Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPLK), kemudian jadi Dirjen Anggaran di bawah Menteri Keuangan Sri Mulyani," kata dia.
Kalaupun ada kelemahannya, menurut Marzuki, sosok Anny Ratnawati mungkin belum terlalu dikenal luas oleh pelaku pasar. Tetapi, menurut Chatib, Anny cukup dikenal para pelaku pasar. Memang, kalau dibanding Sri Mulyani, yang sudah lama menjadi pengamat dan ditulis media, nama Anny kalah tenar.
Tetapi, menurut Chatib, sistem di Kementerian Keuangan sudah berjalan baik. Direktorat di Kemkeu juga ditangani sosok lain yang punya kapasitas. Seperti Rahmat Waluyanto yang menangani utang, Fuad Rahmany mengawasi pasar modal dan direktorat lainnya. Karena itu, ia mengaku tidak khawatir terhadap tanggapan pasar terhadap Anny Ratnawati.
© Copyright 2024, All Rights Reserved