Bentrokan antara umat Muslim dan Kristen Koptik di Alexandria, Mesir, kembali terjadi, Jumat malam (17/05) malam. Akibat bentrok ini sedikitnya satu orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka.

Harian pemerintah, Al Ahram, menyebutkan, kerusuhan itu dipicu pertengkaran antara dua orang pemuda, satu beragama Islam dan lainnya Kristen. Pertengkaran kedua pemuda itu memicu perselisihan keluarga yang akhirnya pecah menjadi kerusuhan di sebuah distrik di wilayah barat Alexandria.

Selanjutnya, kedua kelompok warga ini saling melemparkan bom Molotov. Namun pasukan keamanan akhirnya datang dan membubarkan massa serta menutup kawasan di sekitar sebuah gereja Koptik. Setelah dua jam kerusuhan, polisi berhasil menguasai keadaan. Sedikitnya delapan orang yang diduga menjadi pemicu kerusuhan diamankan oleh aparat kepolisian setempat.

Kerusuhan sektarian ini muncul hanya beberapa jam setelah ratusan warga yang menentang pemerintahan Presiden Mohammed Mursi turun ke jalanan Kairo. Para pengunjuk rasa menuntut Mursi mundur dari jabatannya, Presiden Mesir.

Para pengunjuk rasa juga menandatangani petisi online Tamaron alias pemberontakan. Para pengunjuk rasa menginginkan Mursi meninggalkan kursi kekuasaan karena dianggap gagal mengembalikan stabilitas Mesir. Pengelola Tamarod mengklaim dua juta orang telah menandatangani petisi yang mendesak Presiden Mursi mundur.

Umat Kristen Koptik berjumlah sekitar 10% dari 84 juta warga Mesir. Mereka menganggap pemerintah gagal melindungi kelompok minoritas sejak Hosni Mubarak jatuh dari kekuasaannya.

Sejak Mursi berkuasa pada Juni tahun 2012 lalu, Mesir dilanda krisis politik dan ekonomi yang serius. Selama setahun terakhir kerap terjadi bentrokan yang menyebabkan korban tewas, antara pendukung dan penentang Mohammed Mursi.