Startup asal China DeepSeek berhasil membuat model kecerdasan buatan atau AI, setara dengan produk OpenAI. Mereka sukses mengembangkan teknologi ini dengan biaya jauh lebih murah.
DeepSeek adalah startup yang berbasis di Hangzhou, China. Perusahaan startup ini berdiri tahun 2023 dan diipimpin Liang Wenfeng. Kehadirannya berhasil mengguncang jagat teknologi dunia. Baru sepekan peluncurannya, chatbot buatan DeepSeek berhasil bertengger di puncak daftar aplikasi terlaris App Store Apple pekan ini, bahkan melampaui ChatGPT dari OpenAI.
Peluncuran DeepSeek sebagai AI yang berbiaya rendah menyebabkan pasar saham terguncang. Para investor menjual saham teknologi secara global pada hari Senin (27/1/2025) karena khawatir bahwa model AI dari Tiongkok bakal mengancam dominasi pasar perusahaan AI berbasis di AS seperti OpenAI dan Google.
Bahkan pada Rabu (28/1/2025), pasar saham teknologi Amerika Serikat (AS) di Wall Street dikabarkan anjlok. Selain itu, para pelaku di pasar kripto juga merasa khawatir.
“Wall Street akan melihat DeepSeek sebagai ancaman besar terhadap dominasi teknologi AS,” kata Analis Wedbush Securities Daniel Ives dilansir dari USA Today, dikutip Rabu (29/1/2025).
Kepala bidang kecerdasan buatan dan kripto Gedung Putih, David Sacks, dalam wawancara dengan Fox News, menyatakan kemungkinan adanya pencurian kekayaan intelektual dalam pengembangan DeepSeek.
“Ada teknik dalam AI yang disebut distilasi, yang akan sering Anda dengar, dan itu adalah saat satu model belajar dari model lain," kata Sacks dalam wawancara tersebut.
"Saya pikir salah satu hal yang akan Anda lihat selama beberapa bulan ke depan adalah perusahaan AI terkemuka kami mengambil langkah-langkah untuk mencoba dan mencegah distilasi. Itu pasti akan memperlambat beberapa model peniru ini," ujarnya menambahkan.
Tak hanya soal anjloknya saham pasar teknologi Amerika Serikat, kehadiran DeepSeek juga dikaitkan dengan implikasinya terhadap keamanan nasional negara Paman Sam tersebut.
Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa Dewan Keamanan Nasional sedang meninjau dampak munculnya aplikasi kecerdasan buatan tersebut bagi keamanan Amerika Serikat.
"Dewan Keamanan Nasional sedang meninjau implikasi aplikasi tersebut," kata Leavitt, seperti dikutip dari Reuters, Rabu 29 Januari 2025.
Ia menambahkan bahwa ini menjadi peringatan bagi industri AI Amerika untuk memastikan dominasi mereka di bidang ini.
DeepSeek diluncurkan pertama kali pada 15 Januari 2025. Hingga saat ini, Kamis (29/1/2025), DeepSeek telah diunduh hingga 2 juta kali.
Aplikasi ini menimbulkan kekhawatiran khusus di Amerika Serikat karena data pengguna AS disimpan di server di Tiongkok, yang memicu masalah keamanan nasional serupa dengan yang dihadapi oleh TikTok.
Selain itu, DeepSeek menunjukkan tanda-tanda sensor dengan menghindari topik-topik sensitif bagi pemerintah Tiongkok.
Para ahli teknologi juga memperingatkan potensi risiko penggunaan DeepSeek, termasuk penyebaran misinformasi dan kemungkinan eksploitasi data oleh pemerintah Tiongkok.
Meskipun menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di AS dan Inggris, para pejabat dari dua negara tersebut menyarankan untuk tidak mengunggah informasi sensitif karena kekhawatiran tentang privasi data dan kepatuhan terhadap regulasi Tiongkok. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved