Membudayakan cara hidup sehat adalah soal kebiasaan. Menjaga kebersihan tubuh harus dibiasakan sejak dini. Begitu pula dengan menyikat gigi. Menjadi tugas orang tua untuk membiasakan anak-anaknya menyikat gigi sebanyak 2 kali dalam sehari. Dalam teori behaviour change, untuk mengubah kebiasaan seseorang maka diperlukan satu periode yang konstan dikondisikan kepada orang tersebut agar bisa mengubah kebiasaannya menjadi suatu kebutuhan.Waktunya, cukup hanya 21 hari.
Kata Drg. Ratu Mirah Afifah, Profesional Relationship Manager Oral Care PT Unilever, masih banyak orangtua yang mengalami kesulitan mengajarkan kebiasaan sikat gigi kepada anak-anaknya. Itu pulalah yang menjadi salah satu alasan produsen pasta dan sikat gigi ini untuk meluncurkan program "Gerakan 21 Hari Tari dan Sikat Gigi.”
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia dan PT Unilever Indonesia pada 1.181 anak di sekolah binaan mereka pada tahun 2011. Hasilnya, sebanyak 67,9 persen siswa SD memiliki rata-rata empat gigi berlubang. "Survei itu dilakukan di SD binaan daerah Serpong dan Depok. Sementara itu, sebanyak 52 persen siswa belum mengetahui cara menyikat gigi dengan benar," ujar wanita kelahiran Jakarta, 2 Februari 1970 ini.
Dijelaskan, perawatan gigi yang kurang terhadap gigi anak bisa menimbulkan risiko yang berat. Mulai dari gigi berlubang, keropos, serta gigi berwarna kehitaman. "Dari segi estetika pun gigi yang ompong atau tumbuh berjejalan dan tonggos bisa mengurangi rasa percaya diri anak," ungkap wanita lulusan S2 Sidney University ini .
Kepada Elva Setyaningrum dari politikindonesia.com usai, di Serpong, Tangerang, Minggu (11/03), Mirah berbicara panjang lebar tentang kiat-kiat menjadikan aktifitas menyikat gigi sebagai sebuah kebiasaan bagi anak-anak. Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana membangun kesadaran anak, agar mereka terbiasa menyikat gigi?
Membangun kesadaran anak-anak dan membiasakan mereka untuk menyikat gigi dengan benar memang tidak mudah. Banyak orang tua yang mengalami kesulitan dalam mengajarkan kebiasaan menyikat gigi kepada anak-anaknya. Karena itu, harus dengan cara yang kreatif. Kami di Unilever memilih cara kreatif untuk mengajari anak-anak itu sambil menari lewat program “Gerakan 21 Hari Tari dan Sikat Gigi.”
Mengapa menyandingkan sosialisasi menyikat gigi dengan menari?
Karena menari adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Apalagi dengan koreogafer yang mudah ditiru anak-anak. Kami pun memiliki 7 gerakan tari sikat gigi yang menyenangkan dan mudah ditiru oleh anak-anak saat menyikat gigi 2 kali sehari pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Untuk lebih menyemangati mereka, kami mengajak boy band Sm*sh untuk membawakan gerakan tari menyikat gigi tersebut.
Ada alasan khusus, mengapa program ini diusung dengan waktu 21 hari?
Ini merupakan kampanye global perusahaan kami, untuk mengajak anak-anak agar rajin menyikat gigi pada pagi dan malam hari. Kami memilih 21 hari karena memang ada teorinya. Dalam teori behaviour change itu dijelaskan untuk mengubah kebiasaan seseorang maka diperlukan satu periode yang konstan dikondisikan kepada orang tersebut agar bisa mengubah kebiasaannya menjadi suatu kebutuhan. Dalam 21 hari itu, terbagi dalam 3 tahap untuk membentuk memori yang memerintah pikiran dan tubuh untuk melakukan kebiasaan baru tersebut. Pada 7 hari pertama adalah perkenalan kepada anak mengenai menyikat gigi dengan cara yang menyenangkan. Pekan kedua, masuk dalam tahap latihan dengan melakukan pengulangan berkali-kali karena semakin sering dilakukan, anak akan lebih mudah hafal dan menikmatinya. Di 7 hari terakhir perlahan sudah mulai terbentuk suatu kebiasaan baru yang diharapkan akan menjadi perilaku secara permanen untuk anak dan menjadi suatu kebiasaan.
Anda yakin cara ini efektif?
Ini adalah inovasi baru yang sangat menyenangkan untuk hobi baru buat anak-anak. Dalam program ini, anak-anak akan diajak menyikat gigi selama 21 hari tanpa putus di sekolah-sekolah. Saya yakin, anak-anak akan senang dengan cara ini karena kami menyatukan bidang medis dan seni. Jadi dalam program ini, kami akan mengajarkan para orangtua untuk kreatif dengan ide menciptakan gerak tari. Karena untuk membentuk kebiasaan baik itu betul-betul dibutuhkan usaha yang kreatif dengan menggabungkan sikat gigi dan tari.
Apa rangkaian kegiatan dari program ini selanjutnya?
Kami sudah menyiapkan rangkaian kegiatan untuk menyukses program ini. Program ini akan dilakukan di 21 kota di Jawa Barat dan Jawa Timur untuk melakukan sikat gigi bersama (sigiber) seusai kegiatan belajar di sekolah yang akan diajarkan langsung oleh guru kelas mereka yang sebelumnya kami sudah beri pelatihan. Di antaranya Bandung, Subang, Cirebon, dan Pasuruan. Selain itu, kegiatan sigiber juga akan dilakukan di 90 SD binaan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) yang tersebar di seluruh Indonesia. Jadi kegiatan ini hingga menyeluruh ke tingkat nasional.
Apa harapan Anda dari program ini?
Saya berharap, kegiatan bisa diterima oleh masyarakat agar kualitas kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia bisa meningkat. Kegiatan yang diselenggarakan dalam skala nasional ini diharapkan bisa menjangkau hampir 40 ribu anak yang ada di seluruh Indonesia. Karena sebenarnya penyakit gigi dan mulut adalah penyakit yang bisa dicegah dengan mudah dan murah, yaitu dengan menyikat gig dua kali sehari.
© Copyright 2024, All Rights Reserved