Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses), Suroto, berpendapat fenomena Gus Miftah ini bagian dari geramnya rakyat terhadap praktik oligarki.
Menurut Suroto, kecaman terhadap Gus Miftah di media sosial oleh netizen, tidak hanya soal tekanan moral tapi juga menunjukkan bentuk gejala kemuakkan terhadap perilaku oligarki. Sehingga penyelesaiannya tidak bisa hanya dengan minta maaf seperti yang selama ini terjadi di banyak kasus.
“Jika ini yang terjadi berarti sudah masuk ke gejala krisis kepemimpinan dan krisis institusi,” kata Suroto, Sabtu (7/12/2024).
Menurut Suroyo, fenomen ini bisa jadi gejala awal munculnya sistem tribal komunal dalam sistem demokrasi banal yang ugal-ugalan saat ini.
"Amok dan chaos sebagai kerusakan tatanan berbangsa yang tak terkontrol bisa terjadi,” kata Suroto.
Sebelumnya, Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah memutuskan mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Miftah mundur akibat desakan publik usai menghina penjual es teh saat Gus Miftah berceramah di Magelang, Jawa Tengah pada 27 November 2024 lalu.
“Keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam, saya memutuskan mengundurkan diri dari tugas sebagai Utusan Khusus Presiden Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," kata Gus Miftah di Yogyakarta pada Jumat (6/12/2024).[]
© Copyright 2024, All Rights Reserved