Adiguna Sutowo kembali terpojokkan, ini karena kesaksian Cut Nina, pelayan Islan Bar Fluid Club & Lounge Hotel Hiton Internasional.
Cut Nina dalam kesaksiannya di sidang lanjutan pembunuhan Yohanes Brachman Hairudy Natong alias Rudy (28), mengatakan bahwa dirinya melihat Rudy ditembak oleh pria berbaju putih. Pria berbaju putih tersebut kemudian oleh Cut Nina diketahui bernama Adiguna Sutowo.
Dalam persidangan yang dipimpin majelis hakim Lilik Mulyadi, Agus Subroto, dan Mulyani, Nina menerangkan pada malam kejadian dia berada sekitar satu meter di belakang Rudy, tetapi menghadap ke arah lain. "Sekilas saya melihat Rudy berbicara dengan seorang pria berbaju putih dan wanita berbaju merah," jelas Nina mantap.
"Saat itu saya dengar perempuan berbaju merah itu bilang, “Sudah... sudah....”. Tidak lama kemudian terdengar suara tembakan dan Rudy langsung jatuh," ujar Nina menambahkan.
Secara refleks, setelah mendengar letusan senjata Nina berbalik badan dan melihat Rudy jatuh. Selain melihat Rudy yang jatuh Nina juga melihat pria berbaju putih itu yang masih mengacungkan pistol. "Pria itu lalu memasukkan pistol ke pinggangnya," ucapnya.
Setelah kejadian tersebut, Nina ketakutan lalu berlari menuju gudang. Nina juga mengaku baru tahu nama pembunuh Rudy adalah Adiguna ketika diperiksa di Markas Polres Metropolitan Jakarta Pusat. "Saat itu polisi memperlihatkan seseorang dan bertanya apakah dia yang membunuh Rudy. Saya jawab ya, lalu polisi memberi tahu pria itu bernama Adiguna," ucapnya.
Ketika majelis hakim bertanya apakah pria penembak Rudy punya ciri-ciri yang sama dengan terdakwa Adiguna, Nina kembali menjawab ya.
Dalam kesaksian lainnya dalam persidangan yang sama, Jerry Eka Nugraha, General Manager Fluid, juga menguatkan pernyataan Nina. Jerry mengaku saat kejadian dia sedang berada di luar Fluid. "Saya ditelepon Defian bahwa Adiguna menembak Rudy. Saya lalu lari menuju Fluid dan di sana saya juga diberi tahu Wewen jika Adiguna menembak Rudy," katanya.
Setelah itu, Jerry berlari keluar untuk menolong Rudy. Saat berjalan keluar inilah ia mengaku bertemu dengan staf Fluid lainnya yang juga mengatakan, Rudy ditembak Adiguna. Menurut keterangan Jerry lainnya, saat memasuki Fluid, Adiguna tidak diperiksa dengan detektor logam seperti halnya tamu lainnya karena dia termasuk tamu VIP.
Dalam persidangan yang dipimpin majelis hakim Lilik Mulyadi, Agus Subroto, dan Mulyani itu rencananya akan mendengarkan keterangan tujuh saksi. Namun, hanya dua saksi yang hadir, yaitu Cut Nina dan Jerry Eka Nugraha, General Manager Fluid.
Dari lima saksi yang tidak hadir, hanya Haidar, sopir Adiguna yang memberi alasan ketidakhadirannya, yaitu sakit. Sedangkan empat lainnya, yaitu Natalia (dokter Klinik Medical Sutowo) Defian (Manajer Operasi Fluid), Daniel Sibarane (bartender), dan Bambang Irawan (teman Haidar) tak memberi keterangan mengapa tidak hadir.
Sebelum menutup sidang, majelis hakim meminta jaksa Andi Herman memanggil kembali saksi yang tidak hadir itu. "Jika tetap tidak mau datang, mereka dapat dipanggil paksa," kata Lilik.
Seperti diketahui, Rudy tewas dengan luka tembak di pelipis kanannya pada 1 Januari 2005 pukul 04.47 di Island Bar Fluid Club & Lounge Hotel Hilton Jakarta. Polisi kemudian menetapkan Adiguna sebagai tersangka pembunuhnya meski dia tetap menyangkalnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved