Pemerintah Korea Utara telah membebaskan Jeffrey Fowle, 1 dari 3 warga Amerika Serikat yang ditahan negeri itu. Pembebasan Fowle difasilitasi para diplomat Swedia karena memiliki kedutaan besar di Pyongyang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Marie Harf, mengatakan, Fowle kini sudah berkumpul lagi dengan keluarganya di Ohio. Setelah meninggalkan Pyongyang pada Selasa (21/10), sebuah pesawat AS menerbangkan Fowle ke Pulau Guam yang juga merupakan pangkalan Angkatan Laut AS di Samudera Pasifik. Harf mengatakan setelah mampir di Guam barulah Fowle diterbangkan kembali ke kampung halamannya.
Jeffrey Fowle, 56, adalah seorang pekerja perbaikan jalan asal Miamisburg, Ohio ditahan pemerintah Korea Utara pada Mei lalu setelah meninggalkan sebuah Alkitab di klub pelaut di kota Chongjin, Korut ketika mengunjungi negeri itu sebagai turis.
Sejumlah pejabat AS mengatakan, situasi pembebasan dan waktu untuk membawa Fowle keluar dari negara itu semuanya diatur pemerintah Korut.
Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan pemerintah AS menyambut baik pembebasan Fowle itu namun mendesak Korut untuk segera membebaskan 2 warga AS lainnya yang kini masih ditahan.
"Meski ini adalah keputusan yang positif, kami tetap fokus terhadap masih ditahannya Kenneth Bae dan Matthew Miller dan meminta pemerintfah DPRK untuk segera membebaskan mereka," kata Earnest.
Pemerintah AS menolak memberi rincian negosiasi yang berujung pada pembebasan Fowle. Pemerintah AS juga tak mau menduga alasan Korut membebaskan Fowle karena khawatir akan merusak upaya pembebasan Kenneth Bae dan Matthew Miller.
Matthew Miller ditahan pada April lalu. Sementara Kenneth Bae sudah menjadi tahanan pemerintah Korut sejak November 2012. Kenneth adalah seorang misionaris berdarah Korea yang dijatuhi hukuman penjara dan kerja paksa selama 15 tahun.
© Copyright 2024, All Rights Reserved