Musibah longsor yang diakibatkan pergerakan tanah di Kampung Cigintung Desa Cimuncang Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, beberapa waktu lalu telah menimbun 6 hektare 3 sawah siap panen. Selain itu, 11 rumah rusak berat, 99 rumah rusak ringan hingga sedang.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono menjelaskan, musibah longsor tersebut terjadi pada tanggal 15 April 2013 lalu. “Selain itu, jalur jalan sepanjang 50 meter ambles sedalam tiga hingga 5 meter dan 609 KK (kepala keluarga) atau 1.842 jiwa mengungsi ke berbagai tempat," kata Surono, Kamis (03/05).
Menurut Surono, longsor di kawasan ini selain dipicu oleh curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama. Akibatnya lereng di bagian atas yang terjal dengan vegetasinya jarang menjadi tidak stabil dan longsor menimpa wilayah persawahan.
“Akibat getaran longsor ini tanah di sekitar Kamping Cigintung yang berupa batu lempung mengalami pergerakan yang lambat sehingga terbentuk nendatan dan retakan pada tanah yang memotong wilayah pemukiman dan jalur jalan," kata Surono.
Surono mengatakan, pergerakan tanah yang lambat ini masih akan berlangsung selama musim hujan ini, sebelum retakan dan nendatan ini tertutup kembali dan terisi oleh air hujan.
Selain itu, kata Surono, ancaman dari material longsoran jika diguyur hujan terus menerus dapat menyebabkan material longsor akan tererosi dan masuk ke aliran Sungai Cijurai yang memotong bagian tengah Kampung Cigintung yang dapat menimbulkan aliran bahan rombakan.
Karena itu untuk mitigasi bencana gerakan tanah di lokasi ini direkomendasikan agar lahan di sekitar Kampung Cigintung direlokasi ke tempat yang aman. Karena kawasan itu sudah tidak layak huni. Sebab sebagian besar tanah sudah mengalami retakan dan nendatan yang pergerakannya masih berlangsung hingga sekarang walaupun pergerakannya lambat.
© Copyright 2024, All Rights Reserved