Perbaikan sistem logistik perlu dipercepat. Indonesia hanya punya waktu 2 tahun untuk memperbaiki sistem logistik menjadi lebih efisien. Ini penting untuk meningkatkan daya saing produk industri nasional menghadapi perdagangan bebas seiring akan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Demikian dikemukakan Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat pada rapat koordinai nasional (Rakornas) Kadin Indonesia Bidang Perhubungan dan Logistik di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/10). “Kita punya waktu cuma 2 tahun, sebelum MEA diberlakukan. Kalau tidak, bisa babak belur," ujar Hidayat.
Menperin mengatakan, Tingginya biaya logistik membuat pelaku usaha harus mengeluarkan biaya lebih untuk membiayai setiap distribusi produk, sehingga berdampak pada harga jual.
Saat ini, tambah dia, biaya logistik di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan negara lain, terutama negara maju. Biaya logistik nasional mencapai 23,6 persen, sedangkan negara maju seperti Amerika Serikat hanya 10 persen, Jepang sebesar 10,6 persen dan Korea Selatan 16,3 persen.
Menperin mengajak dunia usaha untuk membuat rencana kerja bersama pemerintah dalam pengembangan sistem logistik nasional yang efisien dan efektif. “Kalau mau bersaing, biaya logistik kita harus turun setidaknya mencapai 10-15 persen," ujar Hidayat.
Menperin mengakui, sebagai negara kepulauan, Indonesia menghadapi masalah yang lebih rumit dalam membangun sistem logistik yang efisien, dibandingkan negara di ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Singapura. “Selama dua tahun ini kita harus melakukan sesuatu, apapun itu yang mampu membuat biaya logistik lebih efisien," ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved