Hari ini, Sabtu (04/04), Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menggelar pertemuan membahas proposal Rusia, mengenai penghentian serangan udara Arab Saudi di Yaman untuk kepentingan kemanusiaan.
Laman Channel News Asia, melaporkan, pertemuan DK PBB diusulkan Rusia, seiring meningkatnya jumlah korban warga sipil akibat pertempuran di Yaman, dan sulitnya proses evakuasi warga asing.
Sebelumnya, pada Kamis (02/04) lalau, Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB Valrie Amos mengatakan, dia sangat khawatir atas jatuhnya korban warga sipil, dengan sedikitnya 519 orang dilaporkan tewas. “Sedikitnya 1.700 orang terluka hanya dalam 2 pekan pertempuran di Yaman,” kata Amos.
Badan PBB untuk anak-anak mengatakan, paling tidak, 62 anak tewas dan 30 lainnya terluka hanya dalam sepekan terakhir.
Sementara, Juru bicara Rusia di PBB, Aleksey Zaytsev, mengatakan, konsultasi tertutup membahas kemungkinan penghentian serangan udara untuk kemanusiaan digelar pukul 10.00 WIB pagi ini.
Kekerasan meningkat tajam di Yaman, setelah Arab Saudi memulai serangan udara pada 26 Maret lalu, setelah milisi Houthi berhasil melakukan pergerakan mendekati kota Aden, tempat Presiden Abedrabbo Mansour Hadi bersembunyi.
Hadi melarikan diri dari Yaman, setelah milisi Houthi berhasil menguasai Ibukota Sanaa pada Februari lalu, yang diklaim sebagai usaha menghentikan pemerintahan Hadi yang korup. Namun, keberhasilan Houthi yang berasal dari kelompok minoritas Syiah, memicu reaksi dari Arab Saudi, dan negara-negara Arab lainnya, yang melindungi pemerintahan Hadi.
Saat ini, banyak negara terus berusaha mengevakuasi ribuan warganya. Puluhan ribu warga asing, termasuk hampir 4.000 warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan masih berada di Yaman.
© Copyright 2024, All Rights Reserved