Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersikap tegas dalam membela Iran dalam masalah nuklir. Ini dibuktikan ketika Ketua UMUM PBNU, KH Hasyim Muzadi meminta pemerintah Indonesia menolak resolusi lanjutan Dewan Keamanan PBB bagi Iran. Nahdlatul Ulama merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang anggotanya hampir mencapai 40 juta orang.
"Dalam sidang nanti kami minta pemerintah Indonesia menyuarakan penolakan," kata KH Hasyim Muzadi tegas kepada wartawan di Jakarta, Kamis (22/3) usai menerima kunjungan Kuasa Usaha Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia John A Heffern.
Namun, di sisi lain Hasyim juga bersikap realistis bahwa kalaupun Indoensia menolak resolusi tersebut, pengaruhnya tidak terlalu banyak untuk menghentikan resolusi tersebut. Tapi setidaknya Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono memiliki komitmenyang jelas. "Tapi lebih baik Indonesia membela Iran, sekalipun akan kalah. Kalah tidak masalah, yang penting komitmennya jelas," kata Hasyim lebih jauh.
Hasyim juga menyatakan dalam penilaian PBNU, kasus nuklir Iran sangat jelas terjadi ketidakadilan. Saat ini banyak negara yang mengembangkan program nuklir, bahkan untuk persenjataan, namun Iran yang mengembangkan nuklir untuk kesejahteraan rakyatnya atau bukan untuk senjata justru dilarang. "Karena persoalannya adalah ketidakpercayaan. Repot kalau sudah begitu karena pasti tidak akan obyektif," kata doktor honoris causa bidang Peradaban Islam itu.
Ketika ditanya kemungkinan Indonesia akan memilih bersikap abstain, Hasyim mengatakan, sikap itu lebih bagus daripada mendukung, sehingga tidak masalah. Saat ini Indonesia merupakan anggota tidak tetap DK PBB, sehingga dalam sidang menentukan resolusi bagi Iran, Indonesia akan terlibat di dalamnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved