Pemerintah sedang menyiapkan perbaikan kualitas Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Ini merupakan buntut dari rencana penghentian pengiriman TKI tak terampil seperti pembantu rumah tangga (PRT) ke negara lain. Salah satunya dengan membentuk Badan Pelatihan Profesi dengan sertifikat internasional.
“Saat ini yang sedang dimulai adalah untuk profesi perawat. Jumlah perawat di Tanah Air sedang mengalami surplus 18.000 orang. Namun, mereka tidak bisa langsung dikirimkan ke negara lain, karena terkendala standard yang tak mumpuni,” kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid di Istana Negara, Jakarta, Jumat (15/05).
Menurut Nusron, kalaupun harus memiliki standard internasional, para perawat-perawat itu harus mendapatkannya di luar negeri. Selama ini, untuk mendapatkan National Council Licensure Examination for Registered Nurses (NCLEX-RN) perawat asal Indonesia harus pergi ke Philipina. "Nah, kami akan membuat lembaga sertifikasi di Indonesia, dan aksesornya dari Philipina," ujar Nusron.
Nusron menjelaskan, untuk merealisasikan hal ini BNP2TKI akan dibantu oleh Kementerian Badan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kementerian BUMN akan menjadikan beberapa Rumah Sakit pelat merah atau Sekolah Tinggi Kesehatan Pertamina untuk jadi tempat uji kompetensinya.
Nusron menyebutkan, permintaan profesi perawat dari beberapa negara masih tinggi. Contohnya dari negara-negara Timur-Tengah, Eropa dan Australia.Jumlahnya bisa lebih dari 15.000 orang setiap tahun. Dari sisi devisa juga cukup menggiurkan.
Nusron menghitung, gaji perawat dengan sertifikasi internasional bisa mencapai US$ 3.000-US$ 4.000. “Lembaga sertifikasi perawat ini merupakan langkah awal. Selanjutnya pemerintah akan mengupayakan untuk meningkatkan kompetensi profesi-profesi lainnya,” ujar Nusron.
© Copyright 2024, All Rights Reserved