Polisi pengamanan Korea Selatan berhasil menangkap seorang pria penyerang Duta Besar Amerika Serikat untuk Korea Selatan, Mark Lippert. Pelaku diketahui bernama Kim Ki-jong ditangkap di ruang pertemuan Sejong Hall, Seoul, Kamis (05/03). Pelaku berasal dari kelompok unifikasi pro-Korea, yang menyelenggarakan acara di tempat tersebut.
Kantor berita Reuters melansir pernyataan saksi dan polisi yang menyebut Lippert hadir untuk memberikan pidato mengenai reunifikasi dua Korea. Seorang saksi turut menyebut Kim menyerang Dubes berusia 42 tahun itu dengan menggunakan sebuah pisau buah.
"Para tamu undangan dan polisi bergumul untuk menangkap pelaku. Sementara Dubes masih duduk di kursinya. Namun, dia kemudian bangkit dan menyadari ada darah mengalir di bagian belakang," kata seorang saksi bernama Michael Lammbrau yang bekerja untuk Institut Arirang.
Lammbrau menceritakan, pelaku mengenakan pakaian tradisional Korea berwarna cokelat ketika menyerang Lippert. "Dia berteriak mengenai sesuatu lalu menghampiri Dubes dan melukainya di bagian wajah," ujar dia.
Menurut Lammbrau, pelaku diketahui masih berteriak mengenai kemerdekaan Korea saat tengah ditahan oleh polisi. "Sepertinya terdengar pelaku merupakan golongan orang anti-Amerika dan anti-Imperialis," kata Lammbrau.
Reuters menyebutkan pelaku meneriakkan bahwa dia menentang latihan perang yang akan dilakukan oleh pasukan AS dan Korsel. "Saya melakukan tindakan teror," teriak Kim di lokasi.
Kepada polisi, Kim mengaku hanya bertindak seorang diri. Menurut kantor berita Yonhap, Kim merupakan bagian dari kelompok pro reunifikasi dan ini bukan aksi pertamanya.
Sebelumnya pada tahun 1985 silam, dia pernah memotong dan membakar bendera AS di dalam Gedung Kedutaan Besar AS di Seoul tahun 1985 silam. Selain itu di tahun 2010, Kim juga pernah menyerang Dubes Jepang untuk Korsel.
Saat itu, Kim melemparkan benda padat ke arah Dubes Jepang. Akibatnya, Kim sempat dijatuhi hukuman percobaan penjara. Kini, kondisi Lippert sudah membaik usai dilarikan ke rumah sakit. Dokter mengatakan lukanya tidak begitu serius.
Presiden Barack Obama diketahui telah menelpon Lippert untuk memastikan dia baik-baik saja. Sementara, Pemerintah AS melalui Departemen Luar Negeri mengutuk serangan terhadap perwakilan mereka. "Kami mengecam keras tindak kekerasan ini," kata juru bicara Deplu AS, Marie Harf.
© Copyright 2024, All Rights Reserved