Kondisi perekonomian pada tahun 2016 mendatang diprediksi membaik. Meski ada optimism besar namun pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi kurang merata karena benturan beberapa kondisi yang berlawanan.
"Dengan dua kondisi yang berlawanan, secara umum tahun depan ekonomi kita akan ada tanda-tanda perbaikan pertumbuhan meski belum akan terlalu merata," kata Ekonom Citi Indonesia Helmi Arman di Jakarta, Selasa malam (08/12).
Dua kondisi berlawanan yang dimaksud adalah pertama, kondisi perekonomian dari sisi eksternal yang masih dihantui ketidakpastian. Dalam waktu dekat, bank sentral AS atau The Fed akan menaikkan suku bunga acuan atau Fed fund rate.
"AS akan menaikkan suku bunga. Berdasarkan prediksi Citi secara global, (kenaikan suku bunga) Fed akan di kisaran 1 persen di akhir tahun 2015," kata Helmi.
Kemudian kondisi kedua adalah meski beberapa waktu lalu muncul kabar baik dengan dimasukkannya mata uang Tiongkok, renminbi ke dalam special drawing rights (SDR) oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Namun masih ada risiko devaluasi yuan secara signfikan.
"Ini kelemahan dan perubahan struktural, perubahan ekonomi Tiongkok yang bisa berakibat menurunnya harga komoditas dan mempengaruhi ekspor Indonesia," kata Helmi.
Kedua kondisi tersebut diakui Helmi secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kondisi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2016. Pasalnya, ekspor sumber daya alam akan masih rentan. “Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan banyak ditopang oleh sektor infrastruktur,” pungkas Helmi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved