Satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mendeteksi 12 titik panas berada di Sumatera dengan tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di atas 50 persen. Jumlah titik panas tersebut tergolong fluktuatif di awal pekan ini karena cuma tersebar di dua provinsi.
"Pagi ini, terpantau satelit 12 titik panas di Sumatra dengan wilayah penyebaran berada di Aceh 10 titik dan Sumatra Utara dua titik. Sedangkan di Riau, tidak terdeteksi atau nihil," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi, Senin (26/09).
Jumlah titik panas tersebut berdasarkan rilis oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dari pantauan sensor modis pada citra satelit milik NASA yakni Aqua dan Terra.
Tidak ditemukan titik panas di Riau karena provinsi itu telah memasuki musim hujan periode kedua tahun ini, setelah melewati masa peralihan atau pancaroba dari musim kemarau.
"Hujan masih berpeluang terjadi hari ini di wilayah Riau bagian Utara pada pagi hari dan daerah lainnya pada siang, sore, malam dan dini hari dengan intensitas ringan disertai petir dan angin kencang," kata Slamet.
Tim Udara Satuan Tugas (Satgas) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau mengaku telah menyebar 59,64 ton garam untuk modifikasi cuaca supaya terjadi hujan buatan sebagai tindakan pencegahan.
Pemerintah Provinsi Riau memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku selama enam bulan atau terhitung mulai awal Juni hingga 30 November 2016.
Sedikitnya dikerahka 6unit helikopter dan 2 unit pesawat untuk melakukan operasi pencegahan dan penanggulangan seperti melakukan pengeboman air dari udara.
© Copyright 2024, All Rights Reserved