Bismillaahir Rahmaanir Rahim. Saya bersumpah demi Allah. 1. Tidak pernah menerima atau menerima janji atau menerima suatu pemberian berupa uang atau apapun dari Sjahril Djohan atau dari siapapun terkait penyidikan kasus arwana di Pekanbaru…
Kalimat yang tertulis pada secarik kertas itu, adalah penggalan tulisan tangan mantan Kabareskrim Polri Komjen Susno Duadji yang kini tengah mendekam di rutan mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Masih ada lanjutannya;
2. Justru saya yang mengungkap bahwa perkara ini ada mafia hukum yang bermain.
3 Saya difitnah, mana mungkin saya menerima suap untuk perkara yang saya ungkap, lagi pula Sjahril Djohan mengatakan pada saya bahwa pemilik perusahaan arwana tersebut, 50 persen adalah Pak Makbul, Wakapolri waktu itu. Lagi pula kasus ini tidak pernah selesai sampai akhir jabatan saya.
Ttd
Susno Duadji
Surat yang berisi pernyataan Susno itu beredar ditengah aksi unjuk rasa di bundaran Hotel Indonesia, Senin (17/05). Aksi ini digagas oleh para facebookers pendukung Susno Duadji, dan diikuti oleh ratusan orang dengan aneka nama organisasinya, mulai dari Keluarga Besar Batanghari Sembilan (KBBS), Solidaritas Nasional Anti Korupsi dan Anti Makelar Kasus dan Revolusi Cerdas.
Mereka mendesak agar Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri membebaskan Susno Duadji dan melakukan reformasi di tubuh institusi Polri. Selain itu, mereka juga menuntut Polri membubarkan tim independen bentukan Polri.
Selain para pendukung, istri Susno Duadji, Herawati dan putrinya ikut berunjuk rasa. Mengenakan baju hitam dan topi bertuliskan "Revolusi Cerdas" warna merah, Herawati tampak serius menyimak orasi-orasi dari para pendukung Susno dan putrinya. “Perjuangan belum berakhir. Kemenangan ada di pihak kita (Susno dibebaskan)," ujar putri Susno, Diliana Ermaningtiyas, dalam orasinya.
Herawati dihadiahi bunga anggrek warna ungu dari pendukung Susno. "Insya Allah, Bapak dibebaskan," ujar Herawati.
Terhadap aksi ini, Susno mengungkapkan apresiasinya. Lewat pengacaranya, Henry Yosodiningrat dan M Assegaf, dia meminta agar massa melakukan aksinya dengan tertib. Tak lupa mereka berterimakasih akan dukungan masyarakat. “Kita terima kasih terhadap simpati masyarakat. Namun ini bukan hanya (kepada) Pak Susno saja tapi untuk keadilan.”
10 Anggota DPD
Sementara demonstrasi berlangsung, sepuluh anggota Dewan Perwakilan Daerah menjenguk Susno di rutan Mako Brimob. Niat anggota DPD ini sempat tertahan di pintu mako Brimob. Para penjaga tidak mengijinkan mereka masuk, dengan alasan tidak ada izin dari Kabareskrim Mabes Polri.
"Kami sempat kecewa karena selama 45 menit kami ditelantarkan. Mereka tidak bisa menjelaskan mengapa kami tidak diizinkan," ujar Ketua Kaukus Anti Korupsi DPD, I Wayan Sudarta.
Para anggota DPD ini pun, sempat bersitegang dan beradu argumen dengan petugas jaga. Setelah hampir 1 jam, akhirnya mereka diperbolehkan masuk untuk menemui jenderal bintang tiga tersebut. “DPD bertekad semampunya membantu proses hukum Susno, misalnya memberi masukan kepada Kapolri," ujar Wayan.
Ditambahkannya, DPD sangat mendukung jika Susno mau mengungkap kasus yang lebih besar lagi. Wayan mengimbau masyarakat juga memberi dukungan agar Susno tidak takut untuk mengungkap kasus-kasus lainnya. "Kita sangat mendukung jika Pak Susno mau membongkar kasus yang lebih besar lagi. Masyarakat juga perlu terus mendukung Pak Susno," ucapnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved