Siapa tidak kenal dengan Yayuk Basuki, petenis terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Pensiun dari karier tenis profesionalnya sejak 2004, perempuan bernama lengkap Sri Rahayu Basuki ini, lama tak muncul. Belakangan, Yayuk terjun ke dunia politik dan menjadi calon anggota legislatif dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Yayuk mengaku, pada awalnya sama sekali tidak tertarik terjun ke dunia politik dan cenderung alergi bersinggungan dengan dunia yang bertolak belakang dengan dunia yang telah membesarkan namanya. “Di dunia olahraga, lawan saya jelas, yaitu di depan, tapi kalau di dunia politik, lawan saya malah ada dibelakang," ujar perempuan kelahiran Yogyakarta, 30 November 1970 ini kepada politikindonesia.com di Jakarta, Senin (07/04).
Akan tetapi, sejak pensiun dari dunia tenis, hatinya semakin miris melihat perkembangan dunia olahraga di Tanah Air. Olahraga kerap menjadi korban dan sasaran korupsi, seperti terjadi di komplek olahraga Hambalang, pembangunan perkampungan atlet SEA Games 2011 di Palembang, dan PON 2012 Pekanbaru, Yayuk pun tidak tahan lagi.
“Selama ini saya hanya berada di luar lingkaran dan menjadi penonton saat dunia olahraga dijadikan proyek untuk di korupsi. Kalau saya terus berada di luar, tentu saya tidak bisa berbuat apa-apa,” ujar petenis yang pernah menghuni peringkat 19 dunia pada 1997 itu.
Ia pun tidak menyia-nyiakan tawaran Partai Amanat Nasional (PAN) untuk menjadi calon legislatif memperebutkan kursi DPR periode 2014-2019, mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah I (Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, dan Kota Salatiga). “Saya harus berada dalam lingkaran untuk menyelamatkan dunia olahraga agar tidak lagi di obyek korupsi," ujar dia.
Yayuk merasa prihatin dengan perkembangan olahraga nasional saat ini. Berbicara di tingkat Asia Tenggara saja Indonesia merasa kesulitan, apalagi di tingkat yang lebih tinggi. Atlet yang pernah masuk ke perempat final Wimbledon pada 1997 ini mengatakan, dulu dunia olahraga Indonesia cukup disegani di tingkat Asia Tenggara, namun semua itu kini tinggal kenangan. “Makanya saya sebagai mantan olahragawan memiliki kewajiban untuk kembali memajukan olahraga di Indonesia," ujarnya, seraya menambahkan ia ingin duduk di Komisi X DPR yang membidangi olahraga.
Kepada Elva Setyaningrum, pengelola "Yayuk Basuki Tenis Akademi" ini memaparkan visi dan misi yang ingin dijalankannya jika terpilih menjadi wakil rakyat nantinya. Berikut petikan wawancaranya:
Apa motivasi Anda terjun ke dunia politik?
Jujur saja, awalnya saya sama sekali tidak tertarik untuk terjun ke politik. Berhenti dari dunia tenis saya memilih untuk mengembangkan olahraga dengan cara saya sendiri, bikin sekolah tenis. Saya dulu sedikit alergi untuk bersinggungan dengan politik. Dunia itu bertolak belakang dengan dunia olahraga. Di olahraga yang lebih mengedepankan sisi sportivitas. Kalau politik kan lain. Di lapangan, lawan jelas ada di depan, tapi di politik, lawan kita malah ada dibelakang.
Apa yang terjadi di dunia olahraga nasional saat ini yang menjadi pendorong saya. Anda lihat, saat ini dunia olahraga dijadikan lahan untuk korupsi. Contohnya, kasus Hambalang, pembangunan perkampungan atlet SEA Games 2011 di Palembang, kasus PON 2012 Pekanbaru. Saya tidak tahan lagi.
Saya masuk ke dunia politik untuk memperjuangkan nasib atlet atau pun kepentingan olahraga. Lebih luas lagi, saya ingin mengembangkan dan membangun karakter para pemuda.
Apa yang ada lihat dari perkembangan karakter pemuda Indonesia saat ini?
Saya melihat anak-anak dan pelajar saat ini lebih tertarik dengan gadget dibanding aktivitas olahraga. Itu terjadi karena sejak pendidikan dasar, mereka tidak laig mendapatkan kurikulum yang mewajibkan pelajaran olahraga.
Saya menilai, kebijakan di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga banyak yang tumpang tindih. Seharusnya, kedua kementerian itu bisa bersinergi dengan program-program yang baik dalam membangun karakter pemuda Indonesia yang lebih baik. Jangan terjebak pada ego sektoral masing-masing.
Anda jadi caleg dari daerah pemilihan Jawa Tengah I, apa pertimbangannya?
Itu adalah pilihan saya sendiri dan akhirnya didukung oleh partai. Walaupun Semarang memang bukan kota asal saya karena saya lahir dan besar di kota Yogyakarta. Tapi, saya merasa Semarang dan sekitarnya membutuhkan figur yang kuat untuk menampung aspirasi masyarakat di wilayah itu. Lagi pula, saya merasa cukup dikenal luas di daerah tersebut dan merasa mampu mewakili mereka.
Selain itu, suami saya juga orang Jawa Tengah dan menjadi pelatih di sana. Jadi rasanya daerah itu bukan daerah yang asing buat saya. Jadi wilayah itu saya pilih lantaran belum memiliki figur yang mampu menampung aspirasi masyarakatnya.
Mengapa anda memilih PAN sebagai jalan politik, dibanding parpol lain?
Saya merasa bangga bisa membela dan bergabung dengan PAN. Saya merasa punya visi dan misi yang sama dengan partai ini. Apalagi, saya concern terhadap olahraga dan berharap bisa berjuang di parlemen dan PAN mengakomodasi niat saya itu.
Saya menginginkan adanya perubahan di dunia olahraga Indonesia dan memperbaiki masa depan atlet-atletnya serta peningkatan prestasi olahraga.
Selain itu, PAN juga tidak melarang aktivitas saya yang menjadi pelatih tenis. Bahkan, hal itu diperlukan ketika turun ke lapangan untuk meraih dukungan masyarakat.
Jadi, partai meminta saya untuk bersinergi. Tidak ada larangan mengenai aktivitas saya di lapangan. Apalagi saya juga pasti akan disuruh ke lapangan dalam melakukan kampanye untuk menampung aspirasi masyarakat. Jadi tidak ada masalah.
Sejauh mana PAN memberikan pembekalan pada kader calegnya?
Seorang profesional kalau bergabung dengan PAN berarti sudah melalui perhitungan yang matang. Mereka memilih jalan idealisme politik, bukan pragmatisme politik. Jadi, setelah kami resmi bergabung menjadi bakal caleg, dilakukan skoring untuk mendapat performa dan mengukur kadar popularitas.
PAN adalah partai yang menganut sistem kader dan nonkader yang kemudian kami bakal dikategorikan sebagai tokoh masyarakat. Oleh karena itu, PAN selalu memprioritaskan mereka yang selama ini sudah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
© Copyright 2024, All Rights Reserved