Belum diketahui pasti, motif yang melatari aksi nekat pria yang membakar dirinya di depan Istana Negara, Rabu sore (07/12) tadi. Bagi pihak istana, aksi ini adalah peristiwa yang tidak biasa dan sangat serius. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahkan telah memerintahkan Kepolisian untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mengetahui motif di balik kejadian ini.
Hal itu disampaikan oleh Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Andi Arief dalam perbincangannya dengan politikindonesia.com, Rabu malam (07/12). Perintah SBY itu, ujar Andi, disampaikan kepada Kapolda Metro Jaya Irjen Sutarman melalui Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi.
“Saya mendapatkan informasi dari Pak Sudi bahwa Presiden SBY telah memberikan arahan kepada Kapolda Metro Jaya untuk mengambil langkah yang diperlukan,” terang Andi Arief. Saat peristiwa bakar diri itu berlangsung, Presiden dan Mensesneg sedang berada di Bali untuk menghadiri Bali Peace Forum.
Kata Andi mengutip arahan Presiden itu, prioritas pertama dalam penanganan masalah ini adalah menyelamatkan jiwa pelaku yang mengalami luka bakar hingga 98 persen dari seluruh tubuhnya. “Setelah itu barulah dilakukan investigasi untuk mengetahui motif di balik kejadian ini,” ujar dia.
Menurut laporan polisi yang menjadi saksi mata, lelaki yang belum disebutkan jati dirinya itu mengguyurkan sekujur tubuhnya dengan bensin, sebelum menyulut api ke tubuhnya. Kini ia tengah berada dalam perawatan intensif Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
Kata Andi, terlepas dari motif yang melatarinya, jelas aksi bakar diri tersebut adalah peristiwa yang tidak biasa dan sangat serius. “Polisi harus segera mengungkap motif, tentu juga dibantu dengan investigasi. Apakah ini persoalan pribadi, ataukah menyangkut hal politis. Terlebih karena dilakukan di areal yang cukup sensitif, dalam hal ini Istana Negara,” ujar dia.
Yang pertama kali harus dilakukan, katanya, adalah mengupayakan pengobatan semaksimal mungkin agar pelaku aksi bakar diri dapat ditolong dan luput dari maut. “Bila aksi ini memiliki muatan politis harus ada introspeksi diri bersama. Ini refleksi besar baik bagi pemerintah maupun masyarakat. Kalau (dilatari motif) politis, jangan-jangan memang ada saluran yang macet, baik di lembaga eksekutif, legislatif, serta hukum dan peradilan,” pungkas Andi.
© Copyright 2025, All Rights Reserved