Setidaknya 400 dari 440 pulau berpenghuni di Provinsi Maluku dan Maluku Utara (Malut) belum teraliri listrik. Kondisi geografis di kedua provinsi yang mayoritas wilayahnya berupa lautan itu menjadi kendala utama meningkatkan rasio elektrifikasi.
Nyoman Astawa, General Manajer PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah Maluku dan Maluku Utara, Rabu (27/10) mengatakan, berdasarkan data PLN setempat, dari jumlah pulau yang belum teraliri listrik itu, 259 di Maluku dan sisanya, 180 pulau, di Maluku Utara.
Dari 75 sistem kelistrikan di 40 pulau yang sudah teraliri listrik, hanya 16 yang 24 jam. Sisanya, hanya menyala enam jam hingga 12 jam dalam sehari.
Menurut Nyoman, jaringan listrik tidak mungkin lewat laut. “Sedang membangun pembangkit listrik butuh biaya yang tidak sedikit.”
Meski begitu, PLN tetap berupaya mengaliri listrik ke 400 pulau itu. Salah satu bentuknya, tahun depan 35 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan dibangun di kedua provinsi itu.
“PLTS akan diprioritaskan di pulau-pulau yang belum teraliri listrik dan pulau-pulau yang berbatasan dengan negara lain,” ujarnya.
Nyoman berharap peran serta pemerintah membangun pembangkit listrik atau mengajak investor membangunnya. Harapan tersebut katanya, didasarkan pada Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Intinya, menyatakan listrik tidak hanya menjadi tanggung jawab PLN tetapi juga pemerintah.
© Copyright 2024, All Rights Reserved