Banjir yang menggenangi sejumlah wilayah ibukota Jakarta sejak Selasa malam (15/01), hingga Rabu (16/01) ini telah membuat 10.825 orang mengungsi. Banjir meluas dan merendam 349 Rukun Tetangga (RT) di 130 Rukun Warga (RW).
Informasi yang disampaikan Kepala Bidang Informatika Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Bambang Suryaputra menyebutkan, hingga Rabu pagi sebanyak 60.723 warga Jakarta terkena dampak banjir.
Sampai pukul 09.00 WIB, ketinggian air tertinggi mencapai 3 meter di daerah Kampung Melayu, Jakarta Timur dan Bukit Duri, Jakarta Selatan. “Dari 60.723 warga yang terkena dampak banjir, sudah 10.825 orang yang mengungsi di sejumlah tempat,” ujar dia.
Akibat banjir ini, sejak pagi kemacetan parah terjadi di sejumlah ruas jalan di Jakarta. Kepadatan kendaraan ditambah genangan air/banjir di sejumlah ruas jalan membuat lalu lintas Jakarta nyaris lumpuh.
Seperti informasi TMC Polda Metro Jaya, Rabu (16/01), kemacetan terjadi sedikitnya di 21 ruas jalan di sejumlah wilayah. Beberapa rute perjalanan bus TransJakarta pun terganggu. Bahkan 7 halte di koridor 3 dan 8 terpaksa harus ditutup.
“Di koridor 8, halte yang ditutup adalah halte Green Garden, halte Duri Kelapa, dan halte Kedoya Asshiddiqiyah. Sementara di koridor 3, halte yang ditutup adalah halte Indosiar, Jembatan Baru, Jembatan Gantung, dan Taman Kota," jelas Humas BLU TransJ Sri Ulina Pinem.
Untuk itu, koridor 3 mengalami perpendekan jalur. Bus TransJ koridor 3 hanya bisa melayani jalur Harmoni sampai Jelambar. “Koridor 3 ini juga masuk ke tol Kebon Jeruk, sementara arah sebaliknya masuk ke Tol Taman Anggrek,” ujar dia.
Sementara di koridor 7, dari Kampung Melayu menuju Cawang-Otista diberlakukan sistem buka tutup. Hal ini karena jalur reguler tergenang air sehingga kendaraan pribadi dialihkan masuk ke jalur busway. “Namun, dari tadi pagi sebagian besar memang diberlakukan sistem buka tutup. Karena genangan air dan kemacetan sudah semakin parah,” ujar Ulina.
© Copyright 2024, All Rights Reserved