TNI Angkatan Udara melakukan pencegatan di udara terhadap sebuah pesawat asing yang terbang memasuki wilayah udara Indonesia, Rabu (22/10) siang. Pesawat ringan yang diketahui terbang dari Darwin, Australia tersebut dikepung dan dipaksa mendarat oleh 2 pesawat Sukhoi TNI AU di Bandara Sam Ratulangi, Manado.
Seperti dikutip dari laman resmi TNI, operasi penyergapan ini dipimpin langsung Kosekhanudnas II Marsekal Pertama TNI Tatang Harlyansyah.
Operasi penyergapan ini berawal dari laporan dari Makassar Air Traffic Centre (MATSC) yang menginformasikan flight plan pesawat yang belum ada ijin dan akan melintas di atas wilayah Indonesia. Sementara, MCC Makassar juga menangkap melalui Radar Ambon adanya pesawat type BE-95 dengan callsign VH-RLS yang mencurigakan masuk tanpa ijin dan tanpa dokumen resmi pada pukul 07.41 WITA.
Pesawat ini semula akan melaksanakan penerbangan dengan rute dari Darwin ke Cebu (Philipina) melalui jalur A-461.
Panglima Kosekhanudnas II langsung merespon dan memerintahkan Asintel Kosekhanudnas II Letkol Pnb Bambang Juniar untuk menyelidiki status pesawat tersebut, serta memerintahkan Asops Kosekhanudnas II Kolonel Pnb Fajar Adriyanto agar segera menyiapkan pesawat Sukhoi 27/30.
Penerbangan tersebut dinyatakan sebagai Black Flight pada pukul 07.51 WITA dan Pangkosekhanudnas II segera menginfokan kepada Panglima Kohanudnas.
Selama masa persiapan, Panglima bekerjasama dengan MATSC secara terus-menerus memerintahkan lewat radio ATC kepada pesawat tersebut untuk keluar dari wilayah NKRI. Namun peringatan tersebut tidak digubris dan pesawat tetap melaksanakan penerbangan ke arah Ambon.
Melihat gejala yang tidak bersahabat, Pangkosekhanudnas II memerintahkan Sukhoi 27/30 dengan call Sign Thunder Flt dengan Penerbang Thunder 1 Mayor Pnb Wanda dan Lettu Pnb Idris serta Thunder 2 Kapten Pnb Fauzi dan Mayor Pnb Ali untuk segera terbang dan menyergap sasaran.
Pukul 09.02 WITA Thunder Flt dengan cepat terbang menuju sasaran, dan pada pukul 10.38 WITA, Thunder berhasil menyergap Black Flt pada posisi 150 Nm di Selatan Manado. Pangkosekhanudnas II memerintahkan kepada Thunder Flt untuk melakukan pemaksaan mendarat (Force Down) ke Lanud Sam Ratulangi, Manado. Pada awalnya pesawat yang beregristasi Australia tersebut tidak mau menurut dan tetap terbang ke arah Philipina. Namun setelah Thunder Flt terus menerus mendekat dan memaksa mengarahkan, akhirnya pesawat tersebut mau menurut dan mendarat di Lanud Sam Ratulangi Manado jam 11.29 WITA.
Setelah mendarat di Lanud Samratulangi Manado, kedua penerbangnya langsung diinterogasi/diperiksa oleh Polisi Militer dan Perwira hukum Lanud Samratulangi Manado. Diketahui pesawat tersebut type BE-95 jenis Propeller 2 engine, memiliki endurance 8 jam terbang sehingga mampu terbang langsung dari Darwin ke Cebu Philipina.
Saat penangkapan info awal diketahui Captain Pilot Jacklin Greame Paul dan Copilot Mc Clean Richard Wayne, membawa beberapa peralatan termasuk Kamera jarak jauh. Sementara ini proses interogasi masih berlangsung di Lanud Samratulangi Manado.
Sementara itu, Kedutaan Besar Australia di Jakarta, belum mau berkomentar terkait insiden ini. "Kami telah mengetahui insiden itu dan sedang berhubungan dengan otoritas untuk mendapatkan informasi lebih lanjut," terang atase pers Kedubes Australia Ray Marcelino.
© Copyright 2024, All Rights Reserved