Research in Motion (RIM) dianggap ingkar janji. Produsen Blackberry itu, tidak jadi membangun server atau network aggregator di Indonesia, sebagaimana janji mereka sebelumnya. RIM malah milih Singapura untuk sebagai lokasi network aggregatornya,. padahal pengguna Blackberry justru lebih banyak di Indonesia.
”Kami kecewa karena RIM tidak jadi membangun server di Indonesia. Padahal untuk memperlancar koneksi aplikasi Blackberry di sini diperlukan setingkat network aggregator," terang Iwan Krisnadi Komite Regulasi Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) di Jakarta.
Soal itu disampaikan Iwan usai rapat antara pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan RIM terkait 3 komitmen perusahaan itu yang pernah dijanjikan pada 17 Januari 2011 lalu. Rapat yang digelar Kamis (08/12) tersebut dihadiri oleh Direktur Government Relations RIM Kanada Jason Saunderson, Komite Regulasi BRTI Iwan Krisnadi dan beberapa pejabat Kemenkominfo.
Kata Iwan, parahnya lagi, RIM bukan membangun network aggregator atau server database, tapi hanya membangun sebuah router di Singapura. RIM mengklaim alat tersebut telah difungsikan sejak Juli 2011.
Kata Iwan, hasil rapat dengan pihak RIM ini akan disampaikan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring. Pihak BRTI akan menuntut Kemenkominfo untuk mengambil sikap terhadap tidak terwujudnya komitmen RIM tersebut.
Sekedar catatan, pengguna Blackberry di Indonesia adalah mayoritas pengguna di Asia Tenggara. Berdasarkan data hingga akhir 2010, jumlah pengguna Blackberry di Indonesia mencapai 2,63 juta orang. Hingga akhir tahun ini, pengguna Blackberry di Indonesia diperkirakan akan mencapai 4 juta orang.
Kemenkominfo memandang, penting bagi RIM untuk membangun server di Indonesia karena penggunanya lebih banyak. Memang dalam kesepakatan awal tidak ada keharusan RIM membangun server di Indonesia. Jadi, pihak RIM masih bisa membangun server-nya di Asia atau negara mana pun yang disukainya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved