PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) siap memperbanyak stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) untuk mendukung program pemerintah mengonversi bahan bakar minyak (BBM) transportasi ke bahan bakar gas (BBG). PGN optimistis konversi BBG akan berkembang menyusul kenaikan harga BBM bersubisidi.
"Kenaikan harga BBM akan membuat konsumen melirik BBG," kata Jurubicara PGN Irwan Andri Atmanto di Jakarta, Minggu (07/12).
Irwan mengatakan, saat ini harga BBG hanya Rp3.100 per liter setara premium (LSP). Sementara, harga BBM jenis premium bersubsidi Rp8.500 per liter dan solar Rp7.500 per liter.
"Dengan selisih harga BBG yang cukup jauh dibanding BBM subsidi apalagi nonsubsidi, tentunya BBG menjadi energi alternatif bagi masyarakat," ujar Irwan.
Menurut Irwan, PGN melakukan dua cara untuk memperbanyak SPBG. Pertama, dengan membangun sendiri SPBG, baik dengan skema pipa (online) maupun sistem bergerak atau mobile refuelling unit (MRU).
Saat ini, PGN memiliki tujuh SPBG yang terdiri atas tiga "online" di Ketapang, Bekasi, dan Bogor serta empat MRU di Monas, Waduk Pluit, Cawang, dan Cengkareng. SPBG di Surabaya sudah siap beroperasi dan Cilegon diharapkan pada Desember 2014. "Kami juga menyuplai gas untuk SPBG mitra di Jakarta," kata Irwan.
Cara kedua yakni, pihaknya berencana memperluas fasilitas SPBG di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Bogor, Bekasi, Surabaya, Cilegon, dan Batam.
"Yakni memperbanyak stasiun gas adalah membangun SPBG terintegrasi dengan SPBU," ujar Irwan.
Irwan mengatakan, PGN siap bermitra dengan pemilik SPBU yang lokasinya berdekatan dengan pipa distribusi gas PGN. "Saat ini, ada 73 SPBU di Jakarta yang lokasinya berdekatan dengan pipa PGN. Nantinya di SPBU itu akan dipasang dispenser BBG sehingga konsumen bisa mengisinya di sana," kata Irwan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved