Pemerintah Indonesia berencana membebaskan visa untuk 4 negara, yaitu Tiongkok, Jepang, Korea Selatan dan Rusia. Langkah ini ditempuh pemerintah dalam upayanya mencapai peningkatan kunjungan wisatawan asing, yang ditargetkan hingga 20 juta orang pada tahun 2019.
Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan, dengan dibebaskannya visa untuk warga 4 negara itu, total ada 19 negara yang mendapat fasilitas bebas visa dari Indonesia. Indroyono menyebut, jumlah itu sebenarnya masih sedikit jika dibandingkan dengan negara lain.
Ia mengatakan, saat ini kunjungan wisatawan asing ke Indonesia masih kalah jauh dengan Malaysia yang sudah mencapai 26 juta per tahun dan Thailand 25 juta per tahun. “Saat ini Malaysia sudah membebaskan visa untuk 64 negara dan Thailand membebaskan visa untuk 50 negara," ujar dia kepada politikindonesia.com, di Jakarta, Rabu (04/02).
Dijelaskan, untuk mengejar target tersebut pemerintah terus menggenjot promosi, baik melalui televisi digital dan media sosial. Akan tetapi, promosi wisata akan tetap menjadikan Bali, Jakarta, dan Batam sebagai ikon dengan menyertakan obyek wisata di daerah sekitarnya. Sebab pihaknya merasa kesulitan menjual destinasi yang kurang dikenal turis asing.
"Walaupun Indonesia memiliki banyak obyek wisata yang lengkap dan tak kalah indah. Namun, keindahan ini belum banyak terekspose. Lain halnya dengan Malaysia yang menggunakan Truly Asia sebagai label pariwisatanya. Label tersebut cukup mengena dengan didukung promosi besar-besaran. Wonderful Indonesia sebagai label pariwisata Indonesia," paparnya.
Menurutnya, pembebasan visa untuk Jepang, Korea Selatan dan Rusia akan segera akan diberikan. Sedangkan untuk Tiongkok butuh waktu 3 bulan. Karena banyak syarat yang harus diberikan kepada negara dengan populasi terbanyak itu.
"Khusus untuk Tiongkok, kami masih butuh waktu sekitar 3 bulan untuk pembebasan visa. Karena proses administrasinya sedikit berbeda. Teknisnya nanti akan dilaporkan oleh Menteri Pariwisata," paparnya.
Pihaknya berharap, dengan pemberian bebas visa tambahan untuk 4 negara baru, mampumenyerap 450 ribu wisata asing per tahun. Sedangkan dari penghasilan devisa bisa mendapatkan 450 juta dollar AS per tahun.
"Dengan begitu, target untuk 5 tahun ke depan bisa tercapai. Pemerintah tahun ini menargetkan tingkat kunjungan wisatawan mencapai 10 juta orang," ucapnya.
Selain bebas visa, lanjut Indroyono, untuk mengenjot jumlah wisatawan asing ke Indonesia, pihaknya berencana menggerakan wisata bahari dengan membangun 7 marina atau dermaga sandar bagi kapal pribadi. Tujuh lokasi yang dimaksud adalah Saumlaki, Labuhan Bajo, Ambin, Kupang, Tarakan Belitung, serta Tanjung Pinang.
"Tak hanya itu, kami juga akan memberikan kemudahan bagi masuknya kapal jenis cruisedan yacht asing. Apalagi saat ini jumlah yacht dan cruise yang melintas di perairan Indonesia per tahun mencapai 1.500 buah. Misalnya, kami berikan kemudahan untuk izin parkir di marina hingga enam bulan," tuturnya.
Ditegaskan, saat ini bisnis marina cukup menjanjikan. Dengan nilai investasi sekitar Rp5-10 miliar per marina, diperkirakan tingkat pengembalian investasi hanya butuh waktu 2 tahun. Karena sewa sandarannya cukup menjanjikan.
"Asumsinya, biaya sewa parkir untuk marina sebesar Rp5 juta per bulan, satu dermaga akan disandari oleh seratus kapal per bulan. Dengan Rp500 juta per bulan, investasi sudah kembali. Tapi daerah juga harus didorong untuk berpromosi," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved